Antisipasi Perjalanan Sekitar 11 Juta Warga Pada Liburan Akhir Tahun

/script>

Kemenhub mengantisipasi ada perjalanan sekitar 11 juta warga pada kurun liburan Nataru di Jawa-Bali. Dari Jabodetabek kemungkinan ada 2,3 juta yang melakukan mobilitas. Isu Omicron ikut berpengaruh.

Jakarta, legacynews.id –  Mobilitas warga di masa liburan Natal dan Tahun Baru 2022 diperkirakan akan mencapai 11 juta orang. Mereka akan mengisi liburan dengan melakukan perjalanan berupa kunjungan keluarga, ke tempat-tempat wisata, atau keduanya. Khusus untuk kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akan ada arus pergerakan 2,3 juta orang.

Gambaran itu muncul pascadibatalkannya rencana pelaksanaan PPKM Level 3 selama hari-hari libur Natal dan tahun baru (Nataru) yang ditangkap oleh survei Kementerian Pehubungan (Kemenhub) di awal Desember 2021. ‘’Untuk warga Jabodetabek, misalnya, ada 7,1 persen yang berniat melakukan perjalanan,’’ ujar Adita Irawati, juru bicara Kemenhub. Dengan penduduk Jabodetabek di sekitar 30 juta, maka pelaku perjalanan itu diperkirakan 2,3 juta.

Dalam persentase yang lebih rendah, warga daerah lainnya juga berencana melakukan perjalanan. Seperti tradisi yang berlaku selama ini, maka daerah-daerah wisata, seperti Puncak-Bogor, Bandung dan sekitarnya, Yogyakarta, Malang, dan Bali akan menjadi tujuan para pelaku perjalanan. Untuk tujuan kunjungan keluarga, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur akan menjadi tujuan utama.

Menyongsong Nataru 2021-2022, Kemenhub pun melakukan tiga kali survei, yakni pada Oktober, November, dan Desember. Khusus untuk Jawa-Bali, survei Oktober menyebutkan akan ada mobilitas penduduk 12,8 persen atau sekitar 19 juta jiwa. Di Jabodetabek pergerakannya 13,5 persen, atau sekitar 4,45 juta orang.

Pada survei November, pascadiumumkan akan dilakukannya PPKM di sekitar Nataru 24 Desember–2 Januari, minat melakukan perjalanan mudik dan wisata menciut menjadi sekitar 7 persen saja, atau 10 juta. Toh, pasca-pencabutan ketentuan PPKM Level 3 itu tak terjadi lonjakan berarti, angkanya hanya naik ke level 7,1 persen. Isu Omicron diperkirakan ikut menahan lonjakan arus mobilitas Nataru, selain ada larangan cuti mudik bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai BUMN  melakukan mobilitas mudik Nataru.

READ  Pangan Olahan Dalam Kemasan Eceran Wajib Memiliki Izin Edar

Sebagai catatan, potensi mobilitas Nataru 2021-2022 itu masih di bawah potensi mudik lebaran tahun ini, yang menurut survei pada April 2021 angkanya secara rata-rata nasional 11 persen dan 13 persen untuk Jawa-Bali, atau sekitar 20 juta. Tujuannya terbesar adalah Jawa Tengah 37 persen, Jawa Barat 23 persen, dan Jawa Timur 14 persen.

Namun dengan pelarangan dan pembatasan-pembatasan ketika itu, realisasinya diperkirakan tidak mencapai 25 persen. Namun, mobilitas yang terjadi di tengah gelombang pasang varian Delta dari Covid-19 itu telah menimbulkan ledakan insidensi yang cukup seirus. Pada Juni-Juli-Agustus, angka kasus Covid-19 di Indonesia mencapai puluhan ribu dengan puncaknya 56 ribu kasus positif dalam 24 jam.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*