GM FKPPI Perkuat Benteng Pancasila Hadapi Era Metaverse

/script>

Batu Malang, legacynews.id – Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GMFKPPI, Ahmad Basarah memberikan sambutan dalam acara Rapimda II GM FKPPI Jawa Timur pada Jumat, 25 Maret 2022, bertempat di Kota Batu, Jawa Timur.

Dalam acara bertema “Komitmen GM FKPPI dalam Berfikir, Bergerak Menghadapi Ancaman Radikalisme dan Separatisme di Era Digitalisasi dengan Solid, Kuat, Militan Menjaga Pancasila dan NKRI” itu, Basarah hadir menggunakan seragam kebesaran GMFKPPI.

Menurutnya, pemilihan tema tersebut adaptif dengan perubahan zaman yang semakin cepat dan dinamis.

Kemajuan teknologi informasi telah merubah berbagai sendi kehidupan dan menyebabkan terjadinya disrupsi diberbagai lini kehidupan. Dampak lain yang juga timbul adalah memudarnya konsep ideologi. Ideologi dianggap telah usang dan tidak relevan. Pancasila rentan masuk dalam perangkap politik _endism_, suatu konsep tentang akhir ideologi yang pernah dipopulerkan Daniel Bell dalam _The End Of Ideology_.

Dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi informasi, hal lain yang disampaikan Basarah adalah fenomena Metavaverse, yakni suatu teknologi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. Dalam Metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginannya. Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.

Di Metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital. Pertanyaannya apakah sebagai sebuah bangsa, kita sudah siap untuk mengantisipasi berbagai ekses yang akan ditimbulkan dari fenomea dunia Metaverse tersebut” ujar Basarah yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu.

READ  Hamba Tuhan "Akal Sehat" Pilih Ganjar Pranowo Sebagai Presiden

“Pakar terorisme di pusat edukasi, teknologi dan inovasi anti-terorisme di National Omaha, Nebraska, AS belakangan ini telah meneliti potensi metaverse menjadi markas kelompok teroris di masa depan. Hal ini tidak lain karena metaverse semakin memuluskan aksi terorisme di dunia virtual. Tokoh teroris dapat berupa avatar digital yang berdiri di pusat keramaian dan melakukan propaganda sambil  berusaha memikat penonton dengan iming-iming masa depan sesuai keyakinan ideologisnya. Apakah kita sudah siap menghadapinya? Sudahkan kita memiliki perangkat hukum yang mengatur hal tersebut?,” tanya Basarah lagi.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*