
Tim beregu bulu tangkis putra Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas untuk ke-14 kalinya, setelah terakhir merebutnya pada 2002 silam saat mengalahkan Malaysia di Guangzhou, Tiongkok, dengan skor tipis 3-2.
Jakarta, legacynews.id – Sebuah smes lompat menyilang dari sudut kanan lapangan permainan Jonatan Christie yang tak mampu dijangkau pemain Tiongkok, Li Shi Feng, membuat puluhan penonton asal Indonesia berteriak histeris. Suara mereka memenuhi seluruh sudut Ceres Arena, sebuah gelanggang olahraga tertutup berkapasitas 4.394 kursi penonton di kawasan Aarhus Sports Park, pada Minggu (17/10/2021) sore waktu setempat.
Tak berapa lama, belasan orang berseragam serba merah pun berhamburan ke tengah lapangan sambil membawa bendera Merah Putih. Arena olahraga di Aarhus, kota kedua terbesar di Denmark–setelah ibu kota Kopenhagen–menjadi saksi bisu akhir dari sebuah penantian panjang selama 19 tahun bagi tim beregu bulu tangkis Indonesia.
Mereka akhirnya mampu membawa pulang Piala Thomas ke tanah air untuk ke-14 kalinya setelah terakhir merebutnya pada 2002. Saat itu, dalam final di Guangzhou, Tiongkok, Merah Putih yang dimotori Taufik Hidayat dan kawan-kawan menyikat Malaysia dengan skor tipis, 3-2. Indonesia pernah dua kali berpeluang merebut Piala Thomas, namun di partai final 2010 dan 2016 kalah oleh lawan-lawannya.
Kali ini, Jonatan—peraih peringkat tujuh dunia versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF)–menjadi penentu kemenangan bersejarah kubu Merah Putih. Peraih medali emas Asian Games 2018 itu membuat Feng, peringkat 64 dunia, mati langkah pada kedudukan 20-13, pada set ketiga.
Jojo, demikian Jonatan biasa disapa, unggul pada set pertama, 21-14 dan kalah di set kedua, 18-21. Permainan pun diteruskan dengan rubber game sebelum akhirnya pemain kelahiran 15 September 1997 mengunci kemenangan telak Indonesia atas Tiongkok, 3-0 setelah bertarung menaklukkan Feng selama 81 menit.
“Sejak awal saya sudah siap untuk bermain hingga 100 menit melawan Feng. Saya berusaha memotivasi diri untuk menang dan itu berhasil. Kemenangan di Piala Thomas merupakan hal bersejarah bagi saya, melebihi saat saya merebut emas Asian Games,” kata Jonatan seperti dilansir dari situs resmi BWF.
Poin kemenangan Indonesia atas Tiongkok dibuka oleh Anthony Sinisuka Ginting. Turun sebagai tunggal putra pertama, peringkat lima dunia dan perebut medali perunggu PON 2016 tersebut mendapat perlawanan dari Lu Guang Zu, peringkat 27 dunia. Di atas kertas Anthony jelas lebih unggul dari Lu. Sayangnya, pemain kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996 ini dipaksa bermain tiga set sebelum akhirnya menang 18-21, 21-14, 21-16 lewat sebuah pertarungan alot selama satu jam 17 menit.
Leave a Reply