
Dukungan program kota cerdas dan infrastruktur digital sangat diperlukan mengingat sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19.
Jakarta, legacynews.id – Pengembangan kota cerdas (smart city) di Indonesia tidak hanya berhenti pada kota-kota utama di provinsi tanah air. Mulai 2021, program ini diperluas hingga menjangkau Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP).
Dukungan program kota cerdas dan infrastruktur digital amat diperlukan mengingat sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19. Pada 2020 saja, jumlah tamu wisatawan mancanegara merosot sebanyak 75 persen.
Sebanyak 12,91 juta pekerja mengalami penurunan jam kerja, dan 939 ribu pekerja kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata. Pukulan luar biasa bagi sektor pariwisata nasional.
Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk mempercepat pemulihan sektor itu. Dengan harapan, sektor pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian nasional.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, pendekatan integrasi kota cerdas ke dalam industri pariwisata akan menjadi mekanisme untuk menumbuhkan resiliensi di tengah disrupsi akibat pandemi Covid-19.
“Melalui konsep smart city, branding yang memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam mengoptimalisasi, mempromosikan kota termasuk lokasi-lokasi wisata,” ujar Menteri Johnny saat berbicara dalam Indonesia Smart City Conference, di Tangerang, Selasa (14/12/2021).
Untuk mendorong penerapan dan pengembangan smart city melalui Gerakan Menuju Smart City, Kementerian Kominfo fokus pada enam pilar, yaitu smart governance, smart infrastructure, smart economy, smart living, smart people, dan smart environment.
Leave a Reply