Mari Bersatu Dan Beritakan Injil Dalam Era Kekinian

/script>

Aktualisasi Manusia

Pandemi Covid-19 dengan segala variannya telah merasuki bumi, berbagai negara mengalami persoalan serius. Pandemi yang mengakibatkan kematian, turut menyumbang kebangkrutan sejumlah korporasi berakibat kepada PHK dan memiskinkan jutaan orang didunia.

Negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa mengalami kemelut ekonomi yang melilit. Peristiwa perang di Timur Tengah yang pasang surut terus menghantui dunia. kekerasan, demonstrasi dan perlawanan kepada pemerintahan yang sah terjadi di berbagai negara. Ini menggambarkan manusia sudah melupakan kodratnya sebagai manusia yang humanis.

Berbagai perilaku yang mengemuka saat ini, ada kelompok yang menolak vaksin. Ada pula yang menolak menggunakan masker. Banyak pula yang keluar rumah dengan alasan harus mencari nafkah tetapi mengabaikan protokol kesehatan. ke semuanya adalah ekspresi manusia dengan cara pandang dan berpikir masing-masing. Manusia ingin mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang berkehendak bebas. Dengan memberikan perlawanan.

Kondisi belakangan ini memang sangat dilematik, tatkala pemerintah menetapkan pembatasan, maka berdampak langsung kepada masyarakat kecil yang berusaha, ekonomi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi jika pemerintah membebaskan semua warganya beraktivitas sebagaimana biasanya, maka diperkirakan akan terjadi ledakan orang yang terpapar virus.

Keputusan sulit harus diambil, sebagai warganegara yang baik, kita harus memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan, menghormati keputusan pemerintah dan membatasi keluar rumah. Mencari solusi terhadap kebutuhan sehari-hari dan tetap berdoa kepada Tuhan. Itulah aktualisasi manusia yang beriman. orang Kristen tumbuh dengan penundukan diri dan bersyukur.

 

Aktualisasi Iman Kristen

Sebagai umat Kristen kita bersyukur bahwa Yesus Kristus rela disalib. di samping itu ada peristiwa menarik yaitu ulah Petrus yang menghunus pedang mendapat tentangan dari Yesus sendiri, bahkan Yesus membawa mukjizat kepada tentara yang telinganya putus, sehingga pulih seperti sedia kala.

READ  Ketika Kuberdoa Mujizat Terjadi; Apakah Selalu Begitu?

Ternyata perlawanan yang sesungguhnya bukan melawan darah dan daging, melainkan penguasa di udara. Bisa dibayangkan jika Yesus pada zamannya bertindak keras dengan membunuh tentara Romawi dan menggantung orang Farisi serta Ahli Taurat.

Tentu arogansi dan kesombongan akan kita wariskan, dan orang akan mengenal Kristen identik dengan senjata dan kekerasan.

Bersyukur lagi Kristen tidak identik dengan senjata apalagi dengan kekerasan. Yesus sebagai pembawa damai justru dibuktikan tatkala Dia berada di Via Delorosa.

Kekerasan, kekejaman, sumpah serapah, ludah dan olok-olok dibalas dengan diam dan damai-damai saja. Memang sakit tapi itulah ongkos perjalanan spiritual Yesus menuju Surga.

Aktualisasi iman Kristen dalam dunia modern justru mendapat tantangan sekaligus solusi dari berbagai kerumitan. Tetapi disadari atau tidak justru sebagian orang Kristen tidak menggunakan jurus pamungkas Yesus Kristus.

Terkadang orang Kristen melebihi Tuhannya sendiri, beberapa orang Kristen justru menjadi pelaku kekerasan dan suka menggunakan senjata.

Anehnya kekerasan juga bisa dilihat dari cara berdoa, gaya dan cara menyuruh Tuhan mungkin juga ada yang mengancam. Perlawanan bukanlah menjadi ciri orang Kristen.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*