Belajar Karakter dari Santo Fransiskus dari Asisi

/script>

Kolose 3:12 (TB) “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.

Jakarta, legacynews.id – Santo Fransiskus dari Asisi adalah salah satu tokoh yang paling dihormati dalam sejarah Gereja Katolik. Lahir pada tahun 1182 di kota Asisi, Italia, Fransiskus dikenal sebagai pendiri Ordo Fransiskan dan pelindung ekologi. Kehidupannya yang penuh dengan pengabdian dan cinta kasih terhadap sesama makhluk menjadikannya teladan yang relevan hingga saat ini. Dalam konteks modern, nilai-nilai yang dihidupi oleh Fransiskus, seperti kerendahan hati, cinta damai, dan kepedulian terhadap lingkungan, semakin penting di tengah tantangan global yang kita hadapi.

Pengaruh Keluarga

Fransiskus lahir dari keluarga kaya, anak seorang saudagar kain yang sukses. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan yang baik, termasuk belajar bahasa Latin dan Perancis, serta seni musik dan puisi. Ibunya, Pica, memberikan dasar pendidikan iman yang kuat, yang kemudian menjadi fondasi bagi perjalanan rohaninya. Namun, kehidupan awal Fransiskus lebih banyak dihabiskan dalam kemewahan dan kesenangan duniawi, mengikuti jejak ayahnya dalam bisnis.

Pertobatan Fransiskus dimulai ketika ia mengalami krisis eksistensial setelah terlibat dalam perang antara Asisi dan Perugia. Ditawan dan menderita sakit, Fransiskus mulai merenungkan makna hidupnya. Pengalaman rohani yang mendalam terjadi ketika ia mendengar suara Tuhan yang memintanya untuk “memperbaiki Gereja-Nya”. Fransiskus kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya, memilih “hidup miskin”, dan mulai membangun kembali gereja-gereja yang rusak secara harfiah dan rohani.

Karakter dan Nilai-nilai

Salah satu karakter utama Fransiskus adalah kerendahan hati. Ia memilih untuk “hidup miskin”, menolak segala bentuk kemewahan, dan mengabdikan dirinya untuk melayani orang miskin dan sakit. Kesederhanaan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan berfokus pada hal-hal yang esensial.

READ  Penghormatan Kepada Uskup Agung Desmond Tutu Yang Tutup Usia

Fransiskus dikenal sebagai pencinta damai. Salah satu momen penting dalam hidupnya adalah pertemuannya dengan Sultan Malik al-Kamil selama Perang Salib. Dalam pertemuan tersebut, Fransiskus menunjukkan keberanian dan komitmen terhadap dialog antaragama, yang menjadi contoh penting bagi upaya perdamaian di tengah perbedaan.

Fransiskus memiliki hubungan yang mendalam dengan alam. Ia melihat semua makhluk sebagai saudara dan saudari, bagian dari ciptaan Tuhan. Pandangannya ini menjadikannya pelindung ekologi, dan ajarannya tentang cinta terhadap alam semakin relevan di era perubahan iklim dan kerusakan lingkungan saat ini.

Pengaruh Terhadap Gereja dan Masyarakat

Pengaruh Fransiskus terhadap Gereja sangat besar. Ia mendirikan Ordo Fransiskan yang menekankan kemiskinan, kerendahan hati, dan pelayanan. Ordo ini berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan dalam pembaruan Gereja. Di masyarakat, teladan hidup Fransiskus menginspirasi gerakan sosial yang berfokus pada keadilan, perdamaian, dan pelestarian lingkungan.

Warisan spiritual Fransiskus terletak pada ajarannya tentang cinta kasih universal dan kesederhanaan. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati ditemukan dalam pelayanan kepada orang lain dan dalam hubungan yang harmonis dengan alam. Warisan ekologisnya, yang menekankan pentingnya menjaga dan merawat ciptaan, menjadi dasar bagi banyak inisiatif lingkungan di seluruh dunia.

Refleksi Pribadi

Mempelajari karakter Santo Fransiskus dari Asisi mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang kita pegang dalam hidup. Kerendahan hati, cinta damai, dan kepedulian terhadap lingkungan adalah nilai-nilai yang dapat memperkaya kehidupan kita dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meneladani Fransiskus dengan menjalani hidup yang lebih sederhana, menghargai setiap makhluk sebagai bagian dari ciptaan Tuhan, dan berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati warisan Fransiskus, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

READ  Harmoni Kebangsaan Melalui Pendidikan Nilai Nasionalisme

Mazmur 149:4 “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan”.

Pro Ecclesia Et Patria

Antonius Natan | Dosen STT LETS | Fasilitator Bapa Sepanjang Kehidupan

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*