

Ketika Taliban terus menguasai Afghanistan setelah penarikan pasukan AS, para pemimpin gereja Kristen bawah tanah memperingatkan implikasinya bagi kelompok agama minoritas di negara itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa, pemimpin gereja bawah tanah yang melayani umat Kristen di Afghanistan dan pendiri organisasi nirlaba Global Catalytic Ministries, yang menggunakan alias Pastor X, memberikan “laporan langsung” tentang situasi di negara. Pernyataan itu dibagikan oleh Frontier Alliance International , sebuah organisasi yang berkomitmen untuk meletakkan dasar-dasar Injil di mana tidak ada.
“Taliban memiliki daftar sasaran orang Kristen terkenal yang mereka targetkan untuk dikejar dan dibunuh. Kedutaan Besar AS sudah tidak ada dan tidak ada lagi tempat yang aman bagi orang percaya untuk berlindung,” bunyi pernyataan itu.
“Semua perbatasan ke negara tetangga ditutup dan semua penerbangan ke dan dari telah dihentikan, kecuali pesawat pribadi. Orang-orang melarikan diri ke pegunungan mencari suaka. Mereka sepenuhnya bergantung pada Tuhan, yang adalah satu-satunya yang dapat dan akan melindungi mereka.”
Pernyataan itu mencatat bahwa “Taliban akan pergi dari rumah ke rumah membawa perempuan dan anak-anak.”
“Orang-orang harus menandai rumah mereka dengan ‘X’ jika mereka memiliki seorang gadis berusia di atas 12 tahun, sehingga Taliban dapat mengambilnya. Jika mereka menemukan seorang gadis muda dan rumah itu tidak ditandai, mereka akan mengeksekusi seluruh keluarga, ” tambah pernyataan itu. “Jika seorang wanita menikah berusia 25 tahun atau lebih telah ditemukan, Taliban segera membunuh suaminya, melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan kemudian menjualnya sebagai budak seks.”
Leave a Reply