
/script>
JANGAN MEMPRAKTEKKAN “PALTERING”
ATAU MEMPERMAINKAN KEBENARAN

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.” Yohanes 8:4-6a
Di Era Post-Truth, kita berada pada kondisi dimana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam pembentukan opini masyarakat.
Dalam peristiwa ketika orang-orang Farisi membawa seorang wanita yang kedapatan berzinah ke hadapan Tuhan Yesus, orang-orang Farisi sedang menampilkan “paltering” (berpura-pura atau mempermainkan) dengan maksud mencobai Tuhan Yesus. Paltering adalah mempermainkan kebenaran dengan mengungkapkan suatu kebenaran yang faktual, namun kebenaran yang disampaikan tidak seluruhnya, alias kebenaran setengah-setengah.
Walaupun satu sisi mereka menyampaikan kebenaran berkaitan dengan fakta-fakta yang sesungguhnya, namun sebenarnya mereka sedang mempermainkan kebenaran yang berkaitan dengan pribadi Tuhan Yesus.
Fakta-Fakta kebenaran yang mereka sampaikan adalah perempuan ini berzinah, adanya tuntutan hukum Taurat, pelanggaran hukum Taurat mengancam wanita ini dieksekusi dengan dilempari dengan batu.
Namun kebenaran yang mereka sampaikan ditutupi dengan tipu muslihat. Ayat ke 6 “Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.” Tanggapan Yesus, bahwa Ia tidak menentang fakta kebenaran, namun Ia menempatkan kebenaran itu bukan ditentukan oleh penghakiman manusia dan dengan standar manusia yang hatinya penuh kegelapan.
Perspektif kebenaran Kristen adalah bahwa pada Yesus Kristus itu sendiri, yaitu hanya pada diriNya terletak standart dan nilai yang menjadi ukuran kebenaran dan yang berkenan kepada Allah. Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Untuk menghakimi apa yang menjadi tuntutan orang-orang Farisi ini, Tuhan Yesus mengatakan suatu kebenaran: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (ay.7) Reaksi orang-orang Farisi adalah, setelah mereka mendengar perkataan Tuhan Yesus itu, mereka pergi seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. (ay. 9)
Seorang yang hidup dalam kebenaran Kristus sudah seharusnya tidak mempraktekkan “paltering” yaitu mempermainkan kebenaran dengan menyampaikan sebahagian fakta-fakta kebenaran, namun bertujuan yang gelap atau jahat, yang tidak sesuai Kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Alkitab
Kebenaran dalam perpektif Alkitab adalah kebenaran yang “valid” and “unhiddenness”.
“Teruslah bersekutu dan memberitakan Injil !”
Pdt. Tommy Lengkong, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply