Pemerintah menganggap dampak akibat gelombang Omicron sudah lebih terkendali. Pembatasan dilonggarkan. Bandara Juanda dan Ngurah Rai siap membuka kembali penerbangan internasional.
Jakarta, legacynews.id Sepekan menginjak pedal rem dianggap sudah cukup. Pemerintah menyatakan siap mengendorkan rem pembatasan kegiatan masyarakat. Mobilitas warga mendapat kesempatan menggeliat kembali per Selasa 15 Februari 2022. Kebijakan ini diputuskan dalam rapat kabinet terbatas, yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Senin, 14 Februari 2022.
Dalam konferensi pers usai ratas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah melihat bahwa gelombang Covid-19, utamanya di Jawa-Bali, sudah keluar dari tren yang menanjak. Maka meski kasus harian dan kasus aktifnya masih tinggi, risiko epidemi oleh varian Omicron itu dianggap cukup terkendali.
‘’Kita tidak memperlakukan Omicron sebagaimana kita perlakukan varian Delta,’’ ujar Menko Luhut yang menjadi penanggung jawab PPKM wilayah Jawa-Bali itu. Risiko keparahan Omicron, katanya, hanya dua kali flu batuk pilek biasa. Keparahan dan risiko kematian yang ditimbulkan Omicron jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta yang menerjang Indonesia sejak Juni hingga September tahun 2021.
Bahwa Jawa-Bali menjadi acuan kebijakan, itu karena 86 persen kasus Covid-19 saat ini ada di dua pulau padat itu. Data aktual yang muncul di lapangan juga cukup melegakan. Pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit rujukan berjumlah 21 ribu. Jumlah bed maksimum RS untuk Covid-19 sebanyak 87 ribu. Bed occupancy ratio (BOR) Covid-19 Omicron, kata Menko Luhut, kini kurang dari 25 persen. Pada saat puncak gelombang Delta menyerang, BOR di Jawa Bali mencapai 90 persen.
Di luar Jawa-Bali, secara umum, kondisinya lebih ringan. Yakni, BOR umumnya di bawah 20 persen, kecuali Sumatra Selatan yang mencapai 30 persen. Secara nasional, per 14 Februari 2022, jumlah pasien (kasus aktif) Covid-19 telah mencapai sekitar 375 ribu, jauh di bawah angka di puncak Delta yang mencapai 550 ribu pada akhir Juli 2021.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang ikut hadir dalam konferensi pers virtual itu mengatakan, ada kemungkinan bahwa puncak pandemi Omicron ini akan tercapai pada satu minggu ke depan, dan selanjutnya akan melandai turun. ‘’DKI Jakarta bahkan dalam beberapa hari terakhir telah melandai,’’ ujarnya. Namun, karena lonjakan kasus tak terjadi di saat yang bersamaan, puncak gelombang Omicron itu pun bisa muncul pada waktu yang berbeda.
‘’Pada saat ini ada enam provinsi yang lonjakannya melebihi gelombang Delta,’’ kata Menkes Budi Gunadi. Keenam provinsi ini ialah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTB), dan Papua. Namun, tingkat keparahan yang ditimbulkan jauh berbeda. ‘’Dibandingkan pada puncak Delta, BOR di saat lonjakan Omicron ini rata-rata hanya 30 persennya,’’ kata Menkes.
Leave a Reply