Generasi Z, yang tumbuh di era media sosial dan persaingan global, sering kali menghadapi tekanan untuk bersaing dan membandingkan diri dengan teman sebaya.
Jakarta, legacynews.id – Manusia sering berkaca kepada manusia lain, melihat jati diri orang lain lebih unggul atau malah sebaliknya melihat diri sendiri lebih unggul. Masa kini media sosial sering memperkuat perasaan kompetisi dan pembandingan diri dengan teman sebaya. Gen Z sering terbawa dalam perbandingan terhadap pencapaian dan gaya hidup teman-teman mereka.
Perasaan tidak unggul dan tekanan untuk tampil sempurna dapat berdampak buruk pada kesehatan mental Gen Z. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Kompetisi yang sehat dan dukungan antar teman sebaya merupakan hal penting dalam mengelola permasalahan ini. Gen Z dapat belajar untuk merayakan pencapaian teman sebaya dan memperjuangkan lingkungan yang saling menerima dan mendukung.
Memahami pengaruh media sosial dan cara-cara di mana hal tersebut dapat memengaruhi persepsi diri adalah langkah penting dalam mengelola tekanan bersaing di antara teman. Fokus pada pengembangan pribadi dan menetapkan tujuan yang realistis dapat membantu Gen Z untuk membangun rasa percaya diri yang sehat dan mencapai hasil yang mereka inginkan tanpa perasaan stres.
Mengatur keseimbangan yang sehat antara pencapaian pribadi dan hubungan sosial juga merupakan hal penting. Gen Z dapat membiasakan diri untuk merayakan pencapaian pribadi tanpa membandingkan diri mereka dengan teman sebaya.
Bersaing dalam relasi sosial merupakan hal yang lumrah, tetapi dapat berdampak negatif ketika berlebihan. Gen Z dapat belajar untuk mengelola tekanan ini dengan cara yang sehat dan konstruktif, dan dengan dukungan dari kelompok sel di gereja, keluarga dan teman sebaya, mereka dapat meraih kesehatan mental dan emosional yang lebih baik.
Pro Ecclesia Et Patria
Leave a Reply