
Imamat 6:12 (TB) Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam.
Jakarta, legacynews.id – Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja, selalu ada kegaduhan dan niatan memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam alam demokrasi, pemerintah tidak membelenggu kebebasan pers dan kebebasan berpendapat seperti yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Namun setiap hari ada saja orang yang mencaci maki pemerintah, Presiden RI Joko Widodo berserta dengan keluarga. Banyak orang tidak paham terhadap berita hoax dan secara brutal menyiarkan melalui kanal media sosial. Apakah ini wajar? dalam kewarasan tentu saja kita menyatakan kondisi ini tidak wajar. Apalagi yang menyebarkan kebencian dan berita-berita bohong adalah sosok-sosok tokoh nasional. Indonesia yang sedang tahap membangun yang bergeser dari negara berkembang kepada negara maju membutuhkan stabilitas dan kerukunan.
Gerakan Indonesia Berdoa menjadi relevan, terutama menjelang momen penting dalam sejarah politik kebangsaan, seperti pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pelantikan kabinet, Pelantikan anggota DPR, MPR, DPD RI serta memilih ketua-ketua serta badan kelengkapannya. Ditambah lagi dengan pelaksanaan pemungutan suara direncanakan digelar secara serentak pada 27 November 2024. Indonesia merayakan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024 sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota. Dalam menghadapi gejolak dan tantangan mari kita sehati untuk bersama dalam Doa Bagi Bangsa yang membutuhkan kesatuan dan persatuan dari umat Kristiani.
Salah satu ayat yang menjadi inspirasi bagi gerakan ini adalah Imamat 6:12 (TB) Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Ayat ini menggambarkan tanggung jawab kita sebagai umat Tuhan untuk mempertahankan nyala api doa dan semangat dalam kesatuan dan persatuan dalam tubuh Kristus.
Api yang menyala melambangkan kehadiran Kasih dan Kuasa Tuhan yang berada di tengah-tengah kita. Dalam kebudayaan Israel kuno, api yang menyala di mezbah adalah simbol penyembahan yang tidak hanya menghangatkan, tetapi juga menerangi. Menjaga agar api tersebut tetap menyala berarti kita harus terus berdoa, memperbarui komitmen kita, dan memberikan diri untuk Tuhan, agar Indonesia tetap dalam rencana dan anugerah-Nya. Melalui Doa umat yang percaya menerangi hati pemimpin yang duduk di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Sebagaimana Umat Kristiani menjaga nyala api di mezbah, warga gereja dipanggil untuk menjaga semangat doa di gereja-gereja lokal maupun secara korporat. Doa memiliki kuasa untuk mengubah keadaan, memberikan hikmat kepada pemimpin, dan membawa keharmonisan dalam perbedaan. Dalam setiap langkah yang diambil menjelang pelantikan pemimpin baru, Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan. Umat Tuhan diajak untuk berdoa memohon pimpinan Tuhan, agar semua keputusan yang diambil mendatangkan kebaikan bagi bangsa Indonesia.
Gerakan Indonesia Berdoa adalah undangan bagi semua Umat Tuhan untuk bersatu dalam iman. Dengan menjaga nyala api doa, para pendoa tidak hanya menaklukkan kecemasan dan tantangan, tetapi juga mendorong tindakan sosial yang positif. Sosial media dipenuhi doa, pujian dan pengagungan kepada Allah. Doa yang menyala dalam hati umat Tuhan memicu semangat untuk melayani satu sama lain, memperjuangkan keadilan, serta membangun perdamaian di setiap aspek kehidupan masyarakat.
Saat melangkah untuk mengakhiri tahun 2024, marilah kita bersama-sama menjaga nyala api doa dengan tekun. Mari kita berdoa bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk masa depan bangsa Indonesia. Dengan doa yang menyala, membawa harapan, kekuatan, dan kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari jadikan Gerakan Indonesia Berdoa sebagai panggilan untuk terus berdoa, percaya, dan bertindak demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan bangsa. Api Injil Terus Menyala!.
Leave a Reply