Filipi 1:7 (TB) “… baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.
Saat Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi agar tetap setia beritakan Injil, pesan itu ia tulis dari dalam penjara sambil kenakan baju tahanan*.
Menghadiri peresmian Kantor Pusat GIDI di Bukit Telaga Ria, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua (21/6) dan Pembukaan Konferensi Umum Ke-XX GIDI di Lapangan STAKIN Sentani (23/6), yang penuh dengan berbagai kesaksian, terbersit betapa GIDI (Gereja Injili di Indonesia) dipanggil untuk tetap teguh bertahan beritakan Injil, meski begitu banyak kekerasan yang menimbulkan korban jiwa, bahkan masih adanya pengungsi-pengungsi wilayah pegunungan yang tidak bisa kembali ke desanya. GIDI lahir dari desa di pegunungan.
Hal ini terjadi juga pada gereja-gereja lain di Pegunungan Papua di luar GIDI, antara lain, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
Gambaran Rasul Paulus yang berada di dalam penjara dan kenakan jubah tahanan, terasa ikut melekat pada diri GIDI, bahwa di satu sisi harus setia beritakan Injil, tetapi di sisi lain berada dalam “penjara kekerasan” di Papua yang belum kunjung usai.
Kiranya rahmat kasih Kristus limpah di seluruh Tanah Papua – Tanah Injil Tanah Damai!
Nah, bagaimana dengan gereja-gereja lainnya yang tidak mengalami situasi seperti Rasul Paulus yang karena Kristus ia ditangkap dan masuk penjara?
Bersyukurlah jika gereja-gereja lain tidak teraniaya, tidak sedang gunakan “jubah tahanan”, baiklah ia juga terus gencar dan berani beritakan Injil, meski penjara dan jubah tahanan!
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply