Mengapa Tidak Ada Lagi Yang Seperti Yohanes Pembaptis?

/script>

“dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, ….” Matius 14:11

Yohanes pembaptis adalah sosok nabi yang berdiri di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ia tampil dan membuka jalan atas kedatangan Mesias, Yesus Tuhan. Sosok Yohanes sejak awal sangat keras dan tegas, dengan berani mengatakan kepada orang Farisi dan Saduki, “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?” (bdk. Mat 3:7).

Yohanes lah yang berseru-seru dari padang gurun, persiapkan jalan bagi Kristus (bdk. Mat 3:3-4). Yohanes pembaptis yang dipilih untuk membaptis Yesus, namun tidak pernah lantang berkata ia memiliki andil dan jasa atas kedatangan Mesias.

Tidak berhenti sampai di situ, Yohanes dengan berani dan lantang menegur Herodes penguasa hebat itu dan berkata Herodes tidak pantas mengambil Herodias yang nota bene adalah isteri Filipus yang masih saudara dengan Herodes. Berani melawan penguasa, akibatnya ia harus dipenjara dan kepalanya tergeletak di atas talam, harga yang memang harus dibayar oleh Yohanes.

Patut direnungkan kembali, mengapa kisah-kisah seperti Yohanes pembaptis tidak muncul lagi? Ya, seorang yang bersuara kenabian tampil dengan berani menegur kebejatan penguasa yang terus saja melakukan penyimpangan!

Sebaliknya banyak orang yang tahu ada penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat dan penguasa tetapi malah kompromi serta cari aman.

Untuk menjadi seperti seorang Yohanes, ia harus berada di padang gurun bukan di istana Herodes.

Pisahkan diri dari segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah, dan menegur kelakuan ala Herodes namun bukan sedang cari-cari salah orang lain.

Keberanian bersuara lantang atas adanya berbagai pelanggaran diakhir zaman akan dianggap biasa!

READ  Kalau Yesus Anak Allah, Siapa Bidannya? Jawab: Salome

Mungkinkah figur seperti Yohanes tampil lagi? Ya, tampil agar mereka yang sedang sambil tertawa dan menari dalam perbuatan dosa struktural dan dosa moral, disadarkan dan bertobat kepada Allah yang hidup.

Salam Injili

 

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-Lembaga Injili Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*