

Matius 28:20 (TB) “*dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah* , …
Papua kerap disebut “surga kecil yang jatuh ke bumi!” atau Papua adalah “Tanah Injil”. Namun, dalam perkembangannya akhir-akhir ini, misi penghijauan terjadi begitu masif dan totalitas.
Penghijauan dengan cara gunakan institusi resmi, kelompok keagamaan dan pendatang yang tiada henti-hentinya. Apakah kelak Orang Asli Papua akan menjadi seperti Betawi di Jakarta, Aborigin di Australia, dan Indian di Amerika Serikat?
Jawabnya, tidak! Papua akan tetap Papua dan Orang Asli Papua tidak akan seperti Betawi, Aborigin dan Indian.
Ketika usai acara di Waisai, Raja Ampat, sebelum kembali ke Jakarta menginap dulu satu malam di suatu hotel. Yang terdengar suara suara di sekitar hotel adalah suara yang bertalu-talu dari rumah-rumah ibadah, yang seharusnya hanya bersifat panggilan, namun jam-jam berikutnya adalah doa yang tiada henti. Kapan warga Sorong (mungkin tidak seluruhnya) bisa tenang ya?
Karena itu, jangan biarkan “Surga kecil yang jatuh ke bumi!” dan “Papua Tanah Injil” berubah.
Bangkitlah gereja-gereja, bangkitlah para pemimpin Papua, bersatulah dan jagalah Tanah Injil yang Kristus berikan.
Marilah gereja-gereja lebih militan mengajar ajaran-ajaran yang Kristus, yaitu Injil keselamatan dan bergeraklah dalam misi penginjilan yang serentak.
Penghijauan yang masih, berlanjut dan kepada kepala-kepala daerah yang mulai memimpin, dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada kepentingan Orang Asli Papua, patut menyadarkan semua gereja agar menyiapkan generasi muda untuk jauhi hidup yang sia-sia, dan bersiaplah memimpin Papua yang berke-Injil-an.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply