Gereja Bertikai Maka Terjadi Angka Pertumbuhan Gereja

/script>

Jumlah bangunan gereja di seluruh wilayah Indonesia, ter data sebanyak 74.675 bangunan, dari total 375.252 bangunan rumah ibadah. Jumlah gereja ini terdiri dari 60.727 gereja Kristen dan 13.948 gereja Katolik. (Kementerian Agama RI tahun 2022)

Jakarta, legacynews.id – Pertumbuhan gereja merupakan fenomena yang kompleks dan sering kali menjadi topik diskusi di kalangan teolog dan pemimpin gereja. Dalam konteks ini, pertumbuhan gereja tidak hanya dilihat dari segi kuantitas, yaitu peningkatan jumlah jemaat, tetapi juga dari segi kualitas, yaitu kedalaman iman dan komitmen jemaat. Namun, dalam beberapa kasus, pertumbuhan gereja juga dapat terjadi akibat perpecahan atau pertikaian di dalam gereja. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan apakah pertikaian dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan gereja. Acapkali apabila gereja bertikai maka dibutuhkan gedung ibadah, bahkan membuka sinode baru seakan terjadi angka pertumbuhan gereja.

Pertumbuhan gereja dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam jumlah anggota, kedewasaan rohani, dan pengaruh sosial dari sebuah gereja. Ada beberapa jenis pertumbuhan gereja yang dapat diidentifikasi:

  1. Pertumbuhan Numerik: Peningkatan jumlah anggota jemaat.
  2. Pertumbuhan Organik: Peningkatan dalam kedewasaan spiritual dan komitmen anggota jemaat.
  3. Pertumbuhan Ekspansif: Pembukaan cabang atau gereja baru di lokasi lain.
  4. Pertumbuhan Transfer: Perpindahan anggota dari gereja lain ke gereja yang bersangkutan.

Gereja Bertikai

Pertikaian dalam gereja sering kali timbul dari perbedaan doktrin, teologi, dogma yang mendalam. Perbedaan dalam cara menafsirkan teks-teks Alkitab bisa menjadi sumber utama konflik. Misalnya, perbedaan sudut pandangan tentang makna dari ayat-ayat tertentu atau kitab tertentu. Perbedaan cara pandangan tentang praktik sakramen, seperti baptisan dan perjamuan kudus, sering kali memicu pertikaian. Beberapa gereja mungkin berbeda tafsir dan pemahaman tentang kapan terjadinya pengangkatan sebelum atau sesudah masa kesusahan besar atau malah ditengah-tengahnya. Perbedaan dalam tafsir tentang bagaimana seseorang dapat diselamatkan dan hubungan antara iman dan perbuatan. Ketidakselarasan mengenai ajaran atau interpretasi teologis. Ketidakmampuan pemimpin dalam mengelola konflik. Ketegangan antara kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda. Konflik antar individu yang meluas ke dalam komunitas gereja. semuanya menjadi pemicu perpecahan dan pertikaian.

READ  Tips Bagi Umat Kristiani Yang Melayani Komunitas LGBT

Prinsip-prinsip Alkitab tentang Pertumbuhan Gereja

Efesus 4:3-6 “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua”. Tuhan mengajarkan tentang Kesatuan dalam Keragaman yang menekankan pentingnya menjaga kesatuan dalam tubuh Kristus meskipun ada perbedaan. Menerima dan menghargai perbedaan di antara jemaat, sambil tetap bersatu dalam iman dan visi.

Efesus 4:15-16 15 “Sebaliknya, mengatakan kebenaran dalam kasih, kita akan bertumbuh dalam segala hal kepada Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus. Dari pada-Nya seluruh tubuh tersusun dan diikat bersama-sama menjadi satu melalui topangan setiap sendi. Jika masing-masing melakukan bagiannya, tubuh akan bertumbuh sehingga membangun dirinya sendiri dalam kasih”. Umat Tuhan harus terus berkembang sesuai dengan perintah Amanat Agung, maka Pertumbuhan dalam Kasih menjadi penting hal ini mengajarkan bahwa pertumbuhan sejati terjadi ketika jemaat saling mengasihi dan membangun satu sama lain. Mengajak setiap anggota jemaat untuk terus berkembang dalam kasih dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga Api Injil terus menyala.

Kisah Para Rasul 2:41-47 “Orang-orang yang menerima perkataan Petrus dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka ditambahkan sekitar tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam memecahkan roti, dan dalam berdoa. Dan, ketakutan datang ke atas setiap jiwa, dan banyak hal ajaib serta tanda-tanda yang terjadi melalui para rasul. Semua yang percaya berkumpul bersama dan memiliki segala sesuatunya bersama-sama. Lalu, mereka menjual harta benda dan miliknya, kemudian membagi-bagikannya kepada semua orang, sesuai kebutuhannya masing-masing. Setiap hari, dengan bersatu hati mereka berkumpul bersama di Bait Allah dan memecah-mecahkan roti dari rumah ke rumah. Mereka menerima makanan mereka dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah, dan mereka disukai oleh banyak orang. Dan, setiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka, yaitu orang-orang yang diselamatkan”. Roh Kudus bekerja bersama umat Tuhan dalam pertumbuhan gereja, seperti tertulis dalam ayat diatas bahwa Roh Kudus memberikan kuasa dan hikmat kepada jemaat untuk bersaksi dan melayani, yang pada gilirannya membawa pertumbuhan. Banyak jiwa-jiwa datang kepada Tuhan Yesus Kristus.

READ  Gaya Hidup Kristen Autentik Mencerminkan Karakter Kristus

Gereja dalam Mengelola Pertikaian

Pemimpin gereja harus mampu menunjukkan kasih dan empati, akan lebih efektif dalam mengelola pertikaian. Mereka perlu mendengarkan semua pihak dengan hati terbuka dan penuh perhatian. Mendorong komunikasi yang jujur dan transparan. Pemimpin wajib memastikan bahwa semua pihak merasa didengar dan dihargai. Menyelesaikan pertikaian dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Alkitab, seperti pengampunan, kasih dan rekonsiliasi.

Pemimpin gereja terus mengingatkan jemaat tentang visi dan misi gereja yang lebih besar dan bagaimana setiap orang berkontribusi terhadapnya. Menekankan pentingnya tujuan bersama di atas perbedaan individu. Arahkan semua aktivitas dan keputusan menuju pencapaian misi gereja. Mendorong kerja sama dan membentuk tim yang solid untuk proyek dan pelayanan gereja. Ini membantu mengurangi potensi konflik dengan bekerja menuju tujuan yang sama. Mengadakan sesi doa, pujian dan penyembahan bersama untuk memohon petunjuk dan kesatuan dalam menghadapi tantangan.

Dengan demikian, meskipun pertikaian dapat menjadi salah satu faktor yang memicu pertumbuhan gereja, penting bagi gereja untuk mengelola konflik dengan bijaksana agar pertumbuhan yang terjadi benar-benar membawa dampak positif bagi jemaat dan masyarakat luas. Dan nama Tuhan Yesus dipermuliakan.

Pro Ecclesia Et Patria
Antonius Natan
Dosen STT LETS
Staf Ahli Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*