/script>
MENDOAKAN AGAR PEMERINTAH
MEMERINTAH
DENGAN KEBENARAN DAN KEADILAN
Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan, mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus. (Yesaya 32:1-2 – TB2)
Sudah seharus orang-orang yang memerintah dan menjadi pemimpin bangsa memerintah dan memimpin dengan kebenaran dan keadilan. Yang melatarbelakangi pemerintahan demikian adalah karena kehidupan pribadi mereka dalam kebenaran dan keadilan yang berasal dari Allah. Pemerintahan mereka senantiasa diselaraskan dan diuji dengan kebenaran, sehingga mereka siap mempertanggungjawabkan tugas-tugas mereka di mata Allah dan dihadapan rakyat.
Pemimpin bangsa akan memimpin menurut keadilan. Keadilan disini diterjemahkan dari kata Ibr: “mishpat” yang sering hanya diartikan dengan “menghakimi.” Seolah-olah hanya berarti menjalankan fungsi yudikatif. Hal ini tidaklah tepat, karena orang-orang kuno tidak selalu membagi fungsi-fungsi pemerintahan, seperti yang dilakukan kebanyakan pemerintahan modern, antara fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. (bd. TWOT – 2443c) Kata “misphat” disini lebih pas diterjemahkan dengan memerintah dalam keadilan. Jadi para pemimpin bangsa harus memimpin atau memerintah dengan lurus tanpa memutarbalikan keadilan. Oleh karenanya keadilan itu dapat dirasakan oleh rakyat yang mereka pimpin.
Akibatnya bagi rakyat:
- “mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut.” (ay. 2ab) Pemerintah menjadi tempat rakyat merasa aman, nyaman dan dilindungi. Rakyat biasa tidak dimangsa oleh orang-orang berkuasa. Pemerintah menjadi tempat pelarian rakyat ketika mengalami celaan, penindasan dan kekerasan.
- “seperti aliran-aliran air di tempat kering.” (ay. 2c) Rakyat merasa disegarkan dan dihibur. Pemerintah memberikan dukungan kepada mereka yang miskin dan dalam kesusahan, sehingga hal-hal tersebut bagaikan menjadi sungai-sungai di tempat yang kering, yang menyejukkan dan membuat subur.
- “seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus.” (ay. 2d) Banyak terpaan badai kesulitan silih berganti menerpa rakyat, tetapi pemerintah ibarat sebuah batu besar di gurun menjadi tempat perlindungan, sehingga rakyat tidak terhempas dan jatuh tak berdaya. Maka pada akhirnya rakyat mendukung, menyayangi dan mensyukuri pemerintah yang benar dan adil.
Sejatinya Pemerintah yang benar dan adil adalah kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, bagi semua rakyat kerajaan-Nya.
Namun, di dunia ini pemeritah yang memerintah menurut kebenaran dan keadilan juga menjadi simbol keamanan dan kemakmuran yang vital bagi rakyatnya. John D.W. Watts dalam WBC Vol 24 mengatakan: They are to be symbols of security and vital prosperity. (Mereka (red: pemerintah) harus menjadi simbol keamanan dan kemakmuran yang vital)
Marilah mendoakan agar pemerintah memerintah dengan kebenaran dan keadilan, agar rakyat menikmati keamanan dan kemakmuran.
“Teruslah Bersekutu dan Memberitakan Injil!”
Pdt. Tommy Lengkong, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia




Leave a Reply