

Keadilan, kedamaian dan kesejahteraan menjadi dambaan setiap individu. Hal hal inilah yang paling banyak dikumandangkan umat beriman.
Jakarta, legacynews.id – Namun demikian, orang bijak akan melihat juga sisi lainnya dari sebuah perjalanan atau proses bentukan hidup bersama-Nya. Faktor yang ‘menyakitkan’ atau hal yang tidak menguntungkan diri, umumnya tidak disukai bahkan cenderung dihindari orang.
Suratan rasul Paulus mengingatkan bahwa untuk mengalami proses pendewasaan, hendaknya selalu ter pusatkan kepada perkara rohani walaupun secara lahiriah dan psikis dianggap merugikan. ” …. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?” ( IKor.6:7).
Apalagi jika berhubungan dengan pengabdian diri dalam melayani Kristus. Pengendalian dan penguasaan diri sangat penting, sesuai dengan takaran Kasih Karunia-Nya. Seperti kesaksian sang rasul Kristus yang luar biasa : “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. “
Perjalanan iman dalam hidup tak selalu menyukakan hati apalagi untuk tujuan sekedar memuaskan kedagingan. Hajaran Kasih BAPA bisa datang dalam bentuk ‘pukulan’. Terlepas dikarenakan kekeliruan atau tindakan ceroboh dari orang yang sebenarnya memiliki ketulusan hati. Tentunya bermanfaat sebagai pembelajaran agar makin mencelikkan mata dan memiliki kehausan semakin dipertambahkan Hikmat dan kepekaan untuk lebih membekali diri ke depan.
Berbahagialah pribadi yang hatinya tetap terpaut kepada TUHAN, sebab semua perkara akan berujung kepada kebaikan kebaikan bagi yang mengasihi-Nya. Demikianlah harmoni kehidupan umat beriman, ibarat sebuah karya lagu indah yang tertata apik ditangan-Nya. Dinamika, naik-turunnya nada menghasilkan ragam notasi lagu kehidupan. Inilah yang dimaksudkan Nyanyian ilahi. Bukan hanya sekedar diartikan melantunkan lagu pujian atau penyembahan dengan kecakapan olah vokal saja.
Menjadi ‘Nyanyian Baru’ yang diaransir oleh Roh Kristus lalu tampak nyata lewat gaya hidup berkarakter ilahi. Nyanyikanlah ‘lagu baru’ lewat gaya hidup kita setiap hari.
Ratap tangis, kekecewaan, kesusahan hanya sesaat saja, karena tidak selamanya orang benar dibiarkan-Nya menderita.
Aliran Sukacita dan kebahagiaan abadi akan tetap menjadi bagian orang yang dikasihi-Nya.
Rancangan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan merupakan sebuah ketetapan dan Janji TUHAN bagi tiap pribadi yang berpegang teguh pada ajaran-Nya.
Ibrani 10:34-35 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Perhatikanlah tapak rekam jejak orang yang dikasihi dan mengasihi TUHAN selalu berakhir dengan ‘Happy-Ending’.
Moga manfaat, salam kasih.
Lukman Pandji, hambaNYA
Leave a Reply