

“Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu *mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.” Kisah Para Rasul 8:25
Perjanjian Baru menyebut Yesus berkeliling dengan berjalan dari kota ke kota dan desa ke desa untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah (bdk. Luk 8:1). Pelayanan pengabaran Injil juga diteruskan oleh para murid, pasca Kenaikan Yesus ke sorga, berkeliling dari kota ke kota, desa/kampung ke kampung, pulau ke pulau.
Pekabar Injil sejati tidak bisa hanya duduk diam sambil menanti ada seseorang yang datang dengarkan Injil, tetapi ia bergerak keluar dari satu tempat ke tempat lain. Ada kerelaan untuk pergi beritakan Injil. Dimana ada masyarakat berkumpul di situ ada pekabaran Injil.
Injil tidak hanya berdiam di kota-kota besar, tetapi juga hadir di kampung-kampung hingga di pedalaman, wilayah yang sulit dijangkau. Baik pulau, kota dan kampung perlu mendengar Injil.
Alkitab menulis setelah Filipus beritakan Injil di Samaria dan beritanya sampai ke Yerusalem, maka Petrus dam Yohanes pun ke Samaria beritakan Injil di kampung-kampung di Samaria.
Dari Yerusalem kota besar selalu siap pergi beritakan Injil di kampung-kampung.
Indonesia adalah wilayah yang luas, menurut data Badan Statistik Nasional, 2018, di Indonesia memiliki 75.436 desa/kampung. Nah, jika kampung di Indonesia banyaknya sampai 75.436, dan 1 kampung 1 pekabar Injil, maka dibutuhkan sedikitnya 75.000 orang pekabar Injil, pembawa Kabar Baik.
Ironis, jika banyak mahasiswa sekolah teologi, atau pekabar Injil, hanya mau melayani di kota-kota besar, sementara kampung adalah wilayah yang menurut Alkitab sebagai tujuan Injil diberitakan.
Siapakah yang mau keluar dari ” kota Yerusalem” menuju ke kampung-kampung? Hati Yesus juga ada di kampung-kampung!
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply