Legalis Versus Antinomianisme Bagian 2

/script>

“… berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” Yohanes 19:30 

Banyak gereja membuat aturan berbusana yang sangat ketat saat seseorang akan beribadah, harus santun dan rapi.

Tetapi ada juga gereja yang tidak terlalu pusing dengan busana apa yang dipakai, yang penting hati bukan penampilan.

Jenis pertama adalah ciri legalis, kedua ciri antinomianisme.

Apakah gereja dengan ciri antinomianis sedang mencari identitas baru ataukah anti kemapanan?

Mana dari kedua gereja ini yang paling sesuai Alkitab?

Tentu jawabannya sarat argumentasi yang panjang lebar.

Pada akhirnya, setiap orang akan menentukan sikapnya atas situasi gereja seperti ini.

Memang tak dapat disangkal ketika memelajari sejarah gereja, utamanya dari sisi disiplin atau siasat gereja yang berabad-abad sarat dengan bentuk penghukuman (pengucilan), misalnya ekskomunikasi.

Penghukuman gereja di masa lampau bukan hanya ekskomunikasi tetapi juga hukuman mati.

Pertanyaannya, apakah beragam disiplin atau siasat gereja, yang tidak lagi bersifat penggembalaan umum atau khusus tetapi hukuman, telah sesuai dengan ajaran Kristus di Alkitab?

Terkadang, gereja membuat aturan disiplin gereja yang sarat hukuman tidak lagi sesuai ajaran Kristus.

Baik juga merenungkan ucapan Yesus saat di kayu salib “Sudah selesai!”, tugas dan misi penebusan telah dilaksanakan sesuai kehendak misi-Nya, dosa sudah dipakukan di kayu salib.

Di sisi ini, gereja perlu memikirkan ulang, apakah aturan-aturan ketat yang sarat hukuman (tentu sesuai konteks zaman ini), sesuai dengan ajaran Kristus, ataukah malah menambah apa yang Yesus katakan telah selesai?

Salam Injili

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

READ  STOP JADI FANS; YANG YESUS CARI PENGIKUT

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*