Cukup banyak buku Kristen atau seminar berjudul ‘Gereja yang Sehat’ atau ‘Gereja yang Hidup’. Jika ada judul seperti itu, artinya ada ‘Gereja yang sakit’ atau ‘Gereja yang mati’. Apa ukurannya jika suatu gereja sekarat dan akhirnya mati? Tentu banyak hal yang dapat diulas mengapa gereja Tuhan bisa sekarat?
Dr. Thom S. Rainer, menyebut mengapa suatu gereja yang sekarat tetap berjalan teguh kepada kematiannya?
- Mereja menolak mengakui bahwa dirinya sakit, sangat sakit.
- Mereka masih menanti hadirnya pendeta “peluru ajaib”.
- Mereka gagal menerima tanggung jawab.
- Mereka sama sekali tidak berubah, tidak mau berubah.
- Mereka berfokus ke dalam.
- Mereka ingin kembali ke masa lampau dalam sejarah revival gereja.
Gereja dimaknai dalam dua hal. Gereja dengan G huruf besar adalah Gereja yang didirikan Kristus, alam maut tidak menguasainya. gereja dengan g huruf kecil, adalah gereja yang didirikan dengan identitas, nama, logo dan teologi yang pusparagam.
Gereja dengan g huruf kecil, seringkali gereja yang dilanda perpecahan, ajaran yang tidak bersumber dari Alkitab, menjadi sangat duniawi, diterpa skandal, yang dibicarakan hanyalah uang dan berkat jasmani, ajaran Kristus diganti dengan ajaran motivator, gereja berubah menjadi tempat hiburan dan sebagainya, adalah gambaran dari gereja yang sekarat.
Namun demikian, meski sudah sekarat tetap saja bicara sangat diberkati Tuhan, selalu bangga dengan pendetanya yang dikenal seperti selebritis, banyak anggotanya terkenal dan kaya raya, tidak pernah bersaksi apalagi beritakan Injil, hanya memikirkan diri sendiri, malas berdoa dan baca Alkitab, suka membanding-bandingkan dengan gereja lain.
Apakah gereja seperti itu memang benar-benar ada? Jika ada kini sedang sekarat! Hanya Tuhan Yesus Kepala Gereja yang paling mengetahui keadaan gereja-gereja yang selalu rajin sebut dan panggil nama-Nya. Ya Tuhan…
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply