“… Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Lukas 19:8
Zakheus adalah seorang pemungut cukai Yahudi, pejabat negara, yang bekerja untuk pemerintah Romawi. Pungutan cukai itu bersifat wajib dan harus dimasukkan ke kas negara. Dari beberapa catatan, petugas cukai sering memeras rakyat untuk keuntungannya sendiri, sehingga mereka disebut orang berdosa (bdk. Mat 9:10) Mengapa Zakheus sebagai pejabat negara ingin bertemu Yesus? Beberapa alasan..
- Pekerjaan yang dilakukan Zakheus tidak membuat dia bahagia. Kesuksesan itu dibangun diatas kegelisahan hati karena telah memeras rakyat, menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan, menumpuk harta, korup dan tamak.
- Zakheus memiliki persoalan moral dan fisik. Reputasi moral yang buruk, pemeras uang rakyat, badan yang pendek, sehari-sehari hanya menyuap pemimpin agama yang kompromistis agar tidak disebut sebagai orang berdosa.
- Zakheus ambil keputusan, dengan mencari Yesus, persoalan moral harus diselesaikan. Ia berlari sebagai niat agar kesempatan yang terbuka tidak hilang.
- Zakheus akhirnya bertemu dan menerima Yesus dengan sukacita, bahkan menyambut Yesus mengunjungi rumahnya, dan secara terbuka ia menyatakan siap berubah, harta bukan lagi tujuan dan untuk itu Zakheus bersedia mengembalikan semua harta bertumpuk yang dikumpulkan atas sifatnya yang korup.
Zakheus adalah pejabat korup yang bertobat! Kehidupan berisi pemerasan, penipuan, tamak, penyalahgunaan kekuasaan dengan mengambil harta orang lain yang bukan haknya, setelah bertemu Yesus, semuanya ditinggalkan, termasuk jika ia dipecat karena tidak mampu menyetor bea dan cukai ke pemerintah Romawi.
Zakheus kini membangun narasi “dari pohon pertemuan ke rumah pertobatan”, ia kepala pemungut cukai yang bertobat, karena semua harta yang ditimbul hanya menciptakan rasa bersalah yang tak pernah hilang.
Miris jika mendengar atau tahu ada pejabat negara yang korup dan terbukti korupsi sehingga ditangkap dan dipenjarakan. Namun lebih miris lagi ketika tahu, ternyata ada juga pejabat negara yang dikenal beragama Kristen ditangkap dan masuk penjara karena penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan tamak.
Ingat, selama seorang pejabat negara atau pejabat di bidang apa pun, termasuk pemimpin agama, tidak bertemu, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya, ia akan dirundung dengan kegelisahan, harta yang bertumpuk tak akan memberi kebahagiaan.
Hari ini pasti banyak pejabat negara yang takut jika kehidupannya yang korup terbuka dan ia ditangkap. Karena itu, beritakan Injil untuk membawa orang-orang terhormat kepada pertobatan. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan, juga pada pejabat yang diam-diam sangat korup… jangan terlambat!
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply