ALAT BANTU OTOT ALAT BANTU OTAK & ALAT BANTU JIWA

/script>

TEKNOLOGI:

ALAT BANTU OTOT, ALAT BANTU OTAK DAN ALAT BANTU JIWA

Mazmur 43:5 (TB) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?  …”

Perkembangan teknologi Revolusi Industri I, II, III, IV dan V, ikut mengubah tatanan dan peradaban manusia. Era tradisional berubah menjadi era modernitas dan kemudian pos modernitas. Hal ini ikut memengaruhi spiritualisme manusia dalam hal beragama dan berkeyakinan. Manusia beragama tergerus sekularisasi, kuasa gelap dan teknologi yang berubah cepat.

Semula manusia membutuhkan alat bantu otot, membajak dengan kerbau lalu traktor. Lalu manusia membutuhkan alat bantu otak, kalkulator, komputer hingga AI – ChatGPT5.

Tak pelak kehidupan yang dijalani hanya mendatangkan beban berat, lelah batin, rutinitas yang membosankan. Hidup hanya mengalami depresi tinggi! Di sini manusia mencari alat bantu jiwa. Jiwa yang tertekan dan gelisah perlu ditolong, dan pertolongannya bukan lagi datang dari Kristus, bukan lagi firman Allah, bukan lagi dengan berdoa atau sesama orang percaya, tetapi datang dari  teknologi AI.

Bagaimana jiwa yang tertekan dan gelisah itu dapat tenang? Pemazmur menyebut karena dekat dengan Allah saja. Namun bagaimana dengan manusia yang semakin duniawi hidup tanpa mengenal Allah?

Oh saat jiwa tertekan dan gelisah, jika tidak cari dukun sekarang lari ke teknologi. Bukankah manusia bisa membangun hidup bersama dan jatuh cinta dengan robot-AI? Robot-AI dapat menjadi teman diskusi yang sahih, tanya apa saja ia mampu menjawab dan penggunanya merasakan bahagia dan tentram? (Meski palsu!)

Berhati-berhatilah, semakin engkau tak mengenal Kristus dengan benar, Kristus yang berkata “Aku akan memberi kelegaan padamu!” Semakin tak rohani, maka apapun yang engkau perlukan, datang dari robot-AI yang telah menjadi Tuhanmu!

READ  Suara Injil Harus lebih Keras Dari Kegaduhan Dunia

Salam Injili 

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*