“Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Lukas 9:62
Tak dapat disangkal dan sangat mudah diketahui, banyak orang yang hari-hari ini melayani dengan setengah hati, beri waktu yang ampas, seribu alasan, melayani jika waktunya tersedia, Tuhan bukan yang diprioritaskan tapi diri sendiri.
Dalam Nyanyian Jemaat, PPPR 31 Kerja Buat Tuhan Manise (It’s Sweet to Serve the Lord) sebagai berikut: Dengar suara Tuhan terlalu manise’ / Panggil kita semua terlalu manise’
Reff: Ayoh kerja buat Tuhan sungguh senang-senange’ / Dipanggil Tuhan terlalu manise’ / Membuang diri ke ladang Tuhan saudara / M’layan Tuhan terlalu manise’
Beritakan Injil harus dimaknai membuang diri ke ladang Tuhan dan tetap manis! Ini disebut totalitas, serahkan seluruh hidup dan tidak berpikir untuk kembali.
Meskipun nyanyian jemaat “Kerja Buat Tuhan Selalu Manise” dianggap hanya sebuah nyanyian, namun ketika dicermati teksnya sangat dalam, berbicara tentang melayani dengan penyerahan diri sepenuhnya. Melayani Tuhan adalah pelayanan sepenuh dalam kehidupan dan tak mengenal pensiun.
Demikian sebenarnya memberitakan Injil, setiap orang yang menerima mandat ini, mengikat diri, disebut hamba yang selalu berada dekat Tuannya dan siap mengerjakan segala sesuatu yang diperintah Tuannya.
Karena itu, siapapun yang memberitakan Injil tidak ada waktu bagi dirinya sendiri selain menomor-satukan Tuhan di atas segala-galanya.
Dan siapapun yang beritakan Injil hanya sebagai sambilan ia tidak dapat disebut hamba Tuhan.
Ajaran dunia melayani hanya sebagian saja, ajaran Alkitab sepenuhnya dan itu disebut membuang diri!
Salam Injili,
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply