Doa di Taman Getsemani: Menguatkan Jelang Jumat Agung

/script>

Cerminan doa di Taman Getsemani mengajarkan kita untuk menguatkan rohani dan menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah melalui doa

Jakarta, legacynews.id – Saat menjelang peristiwa Jumat Agung, doa di Taman Getsemani menjadi momen penuh makna dalam kehidupan Yesus Kristus. Ketika Ia berada di sana, doa tersebut menjadi puncak dari persiapan menjelang pengorbanan-Nya yang besar. Doa ini juga menggambarkan kesetiaan dan ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa-Nya di tengah tekanan dan penderitaan yang amat besar.

Dalam Injil Lukas 22:42 (TB), Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Doa ini mencerminkan kepatuhan total Yesus kepada kehendak Bapa-Nya meskipun Ia menyadari penderitaan yang akan dihadapi.

Peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya doa dalam mempersiapkan diri menghadapi cobaan dan penderitaan. Seperti Yesus yang mencari kehendak Bapa melalui doa, kita pun diajarkan untuk menguatkan diri secara rohani melalui doa dalam menghadapi ujian hidup.

Doa di Taman Getsemani juga menunjukkan bahwa persoalan-persoalan besar dapat diselesaikan melalui doa. Ketika kita mengalami kegelisahan dan tekanan hidup, doa adalah jalan untuk menyerahkan segala sesuatu di hadapan Tuhan dan mencari kekuatan-Nya untuk menghadapinya.

Sebagai umat Kristiani, cerminan doa di Taman Getsemani mengajarkan kita untuk menguatkan rohani dan menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah melalui doa, terutama dalam menghadapi tantangan hidup dan penderitaan. Doa menjadi sebuah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari tujuan-Nya dalam hidup kita, sebagaimana Yesus Kristus sendiri mencontohkannya.

Dalam Lukas 22:44 (TB), “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” Ini menunjukkan betapa tegangnya situasi yang dihadapi Yesus saat itu, sehingga setetes keringat-Nya menjadi seperti titik-titik darah. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban yang Ia pikul, namun Ia tetap patuh pada kehendak Bapa-Nya melalui doa.

READ  Penganiayaan Adalah Bagian Integral Dari Kekristenan

Dengan demikian, doa di Taman Getsemani menjadi contoh bagi umat Kristiani untuk tetap teguh berdoa dan menguatkan rohani dalam menghadapi cobaan dan penderitaan, sebagaimana Yesus Kristus sendiri melakukannya.

Pro Ecclesia Et Patria

Antonius Natan | Staf Ahli Ketum PGLII

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*