India dan Tiongkok sedang menumpuk stok batu bara demi memenuhi kebutuhan PLTU di musim gugur. Harga batu bara pun naik.
Jakarta, legacynews.id – Perang antara Ukraina dan Rusia telah menyebabkan krisis energi dan pangan. Terganggunya logistik pasokan batu bara akibat perang di Benua Biru itu telah menyebabkan harga komoditas emas hitam terus menanjak.
Selain krisis di Eropa, terjadinya musim panas di India telah meningkatkan jumlah impor batu bara untuk penuhi pasokan ke pembangkit listriknya. Demikian pula yang terjadi di Tiongkok, permintaan batu bara meningkat untuk memenuhi stok musim gugur.
Akibat tingginya permintaan atas komoditas itu, harga pun terkerek. Pada perdagangan Selasa (7/6/2022), harga emas hitam untuk kontrak Juli di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di level USD 369 per ton.
Harga batu bara acuan (HBA) Indonesia pun ikut terkerek. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan HBA Juni 2022 sebesar USD323,91 per ton. HBA terus mencetak rekor tertinggi sejak tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, HBA Juni naik USD48,27 per ton dibandingkan Mei yang berada di level USD 275,64 per ton.
“Kenaikan HBA itu akibat faktor India dan kebutuhan batu bara di Tiongkok. Mereka [India dan Tiongkok] lagi menumpuk stok batu bara untuk penuhi kebutuhan PLTU di musim gugur,” ujarnya, pada Minggu (5/6/2022).
Agung pun memberikan beberapa penyebab terkereknya permintaan batu bara Indonesia. Salah satunya, krisis listrik yang menimpa India akibat gelombang hawa panas. Pemerintah India telah meningkatkan jumlah impor batu bara dikarenakan ketatnya suplai batu bara dari produsen domestik untuk pembangkit listriknya.
Leave a Reply