Injil Bersifat Ekslusif Bukan Inklusif

/script>

“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14:6

Percakapan teologis yang selalu hangat, di luar Yesus tidak ada keselamatan dengan di luar Yesus, yakni di agama-agama lain terdapat juga kebenaran dan keselamatan.

Maka klaim Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan dipandang sebagai sikap arogan keagamaan yang sempit.

Jika Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan bagi orang berdosa, karena ada banyak jalan lain, dari semua agama, yang juga mengandung keselamatan, maka pertanyaannya apa dasar dan argumen teologis yang menyebut dan menjamin keselamatan seperti itu?

Apakah keselamatan itu hasil usaha manusia? Melalui kesalehan, amal dan kebajikan? Ataukah anugerah Allah melalui penebusan Kristus yang mati di kayu salib?

Justru karena kebenaran firman Allah, yang tertulis di dalam Alkitab, ketika Injil diberitakan sifatnya ekslusif, artinya pewartaan itu tidak memberi peluang bahwa keselamatan ada di semua agama.

Injil tidak bersifat inklusif yang mengakui agama-agama lain, jika dijalani dengan baik akan menuju sorga.

Tentu saja hal ini tidak sedang meremehkan dan mengabaikan eksistensi agama-agama lain.

Yesus satu-satunya jalan, tidak ada jalan lain yang olehnya seseorang diselamatkan.

Maka Injil yang diberitakan bersifat inklusif, hadir dan mengakui semua kebenaran agama apapun, sebenarnya itu bukan lagi Injil.

Injil hanya memberitakan Yesus yang satu-satunya  jalan, bukan menawarkan “semua jalan menuju Roma”.

Jika Injil sudah bersifat inklusif, beritakanlah para pemimpin dan pendiri agamanya, di situ ada keselamatan.

Pandangan ini tidak muncul dari Alkitab. Injil tetap bersifat ekslusif bukan inklusif.

Salam Injili

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

READ  KOSONGKAN GEREJA!

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*