Kesadaran Masyarakat Lakukan Prokes Saat Mudik & Berlebaran

/script>

Pemudik kereta api berjalan menuju gerbong kereta api Serello tujuan Palembang-Lubuklinggau di Stasiun Kertapati, Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (15/4/2023). Masyarakat masih harus mewaspadai penularan Covid-19. ANTARA FOTO/ Nova Wahyudi

Kesadaran masyarakat atas perlunya melakukan prokes saat mudik dan berlebaran di kampung halaman menjadi kunci untuk menekan angka penularan.

Hanya dalam hitungan hari, umat Muslim dunia akan memasuki puncak perayaan hari kemenangan, setelah sebulan lamanya melakukan ibadah puasa Ramadan. Namun di saat bersamaan, di sejumlah negara, termasuk Indonesia, angka penularan Covid-19 kembali merambat naik.

Biang kerok dari lonjakan kasus penularan virus corona, sebagaimana telah disebutkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), ditengarai adalah varian baru Omicron, yang dikenal dengan nama Arcturus. Virus mutan itu teridentifikasi mengakibatkan lonjakan angka penularan dan kematian di sejumlah negara dunia.

Tepatnya sebanyak 22 negara melaporkan terjadi kenaikan kasus corona. Lima laporan terbesar berasal dari India, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Australia. Khusus di Asia, Arcturus memorak-porandakan perisai imunitas banyak warga di India dan Singapura.

Tercatat per Senin (17/4/2023), Data Kementerian Kesehatan India menunjukkan bahwa infeksi corona di negara itu mengakibatkan tsunami penularan baru hingga 9.111 kasus. Hal itu mengakibatkan, kasus aktif meningkat menjadi 60.313.

Sementara itu, dikutip dari laman NDTV jumlah kematian per hari itu sebanyak 27 kasus dan tingkat kematian tercatat 1,19 persen. Rincian fatalitas hari itu adalah enam kematian dilaporkan dari Gujarat, empat dari Uttar Pradesh, masing-masing tiga dari Delhi dan Rajasthan, dua dari Maharashtra, serta masing-masing satu dari Bihar, Chhattisgarh, Himachal Pradesh, Jharkhand, Kerala dan Tamil Nadu.

Sementara itu, di Singapura gelombang Covid-19 kembali terjadi selama sebulan terakhir. Angka infeksi harian melonjak dari sekitar 1.400 pada bulan lalu menjadi sekitar 4.000 kasus per hari pada minggu lalu.

Dari kenaikan itu, sekitar 30%-nya merupakan kasus reinfeksi, yang menurut Menteri Kesehatan Singapira Ong Ye Kung, pada Jumat (14/4/2023), seperti dilansir dari Channel News Asia, lebih tinggi dari proporsi 20% hingga 25% selama gelombang sebelumnya.

READ  Dampak Lanjut Dari Kenaikan Suhu Akibat Gaya Hidup

Tak hanya itu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di negeri jiran itu juga mengalami peningkatan dari 80 orang per hari pada bulan lalu menjadi 220 orang per hari saat ini. Dan kurang dari 10 pasien Covid-19 berada di unit perawatan intensif pada satu waktu selama sebulan terakhir

Sejak Februari lalu, Singapura menurunkan langkah-langkah pencegahan Covid-19 dan peringatan penyakit pun diturunkan ke level terendah, sejak pandemi dimulai. Angka infeksi Covid-19 pun sekarang diperbarui setiap minggu.

Kesadaran Masyarakat Jadi Keniscayaan

Di tanah air, angka positif virus corona bertambah 1.343 kasus, pada beberapa hari jelang Idulfitri. Kenaikan angka penularan itu terjadi dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

Penambahan tersebut membuat total jumlah positif Covid-19 di Indonesia menjadi 6.759.153 kasus. Dari total kasus positif itu, total jumlah pasien yang berhasil pulih dari Covid-19 sebanyak 6.588.597 pasien.

Sedangkan, total mortalitas akibat virus mutan itu sebanyak 161.140, termasuk penambahan harian sebesar 11 kasus.  Walau begitu, angka kematian di Indonesia masih belum melebihi ambang batas yang disyaratkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 1/100.000 penduduk.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya telah melaporkan jumlah kumulatif kasus virus corona (Covid-19) subvarian Omicron XBB 1.16 alias Arcturus di Indonesia bertambah menjadi tujuh kasus.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril di gedung Kemenkes, Senin (17/4/2023), menyebutkan bahwa sejauh ini pihaknya sudah menemukan tujuh infeksi Arcturus di tanah air. Dua temuan awal, satu ada riwayat perjalanan luar negeri, dari India, dan satu lainnya penularan lokal. Kini keduanya sudah dinyatakan sembuh.

Sementara itu, lima penderita lainnya diketahui mengalami gejala ringan. Dari kelimanya, dua di antaranya ditemukan di Surabaya, Jawa Timur, dan tiga ditemukan di DKI Jakarta. Terkait tren keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) di tanah air, laporan Satgas Covid-19 menunjukkan, per 17 April 2023 naik dari 2,32 persen menjadi 3,50 persen dalam dua pekan terakhir.

READ  Pendaftaran Akun Mahasiswa Wirausaha Merdeka

Sedangkan, jumlah pasien isolasi dan perawatan intensif di seluruh provinsi di Indonesia berada di bawah 20 persen. Di RS rujukan Covid-19, angka keterpakaian tempat tidur uga cenderung meningkat dan saat ini di angka 3,68 persen.

Menghadapi ancaman virus corona jelang Idulfitri, kesadaran masyarakat atas kesehatan menjadi menjadi keniscayaan. Oleh karena itulah, kendati belum lama ini diungkap bahwa hasil serosurvei terhadap tingkat imunitas penduduk Indonesia sudah mencapai 98,5 persen, Presiden Jokowi kembali mengingatkan masyarakat agar segera melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi mereka yang belum divaksin. Sedangkan bagi yang telah menerima vaksinasi dasar, Presiden Jokowi menekankan perlunya melakukan vaksinasi booster, baik dosis ketiga dan keempat.

Vaksin dinilai penting untuk membentuk imunitas tubuh dan melindungi masyarakat dari penularan virus corona. “Yang paling penting, satu, vaksinasi itu penting, booster itu penting. Jadi yang belum itu segera booster,” kata Presiden Jokowi di Depok, Kamis (13/4/2023).

Imbauan senada disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2M) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu. Dia menekankan, manfaat vaksin booster untuk melindungi masyarakat, utamanya ketika mobilitas meningkat jelang masa Lebaran 2023. “Jadi kami harapkan (masyarakat) dengan patuh melakukan booster. Sekali pun ada peningkatan (kasus) kami harapkan (vaksin booster) amanlah, bisa melindungi masyarakat,” kata Maxi di Jakarta.

Saat ini, dari target vaksinasi nasional sebesar 234.666.020 dosis, untuk tahap pertama sudah tercapai 203.828.922 dosis. Lalu, vaksinasi tahap kedua mencapai 174.865.563 dosis. Untuk vaksinasi tahap ketiga 68.706.752 dosis dan vaksinasi tahap keempat di angka 3.126.227 dosis.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, tak hanya kasus harian, kasus aktif corona di tanah air pun menunjukkan peningkatan. Sebelumnya, selama beberapa bulan ke belakang, jumlah kasus aktif yang semula di bawah 100 kasus per hari pun kini menyentuh angka 725 kasus.

Imbauan Memperketat Prokes

Peningkatan kesadaran masyarakat atas bahaya lonjakan penyebaran corona di tanah air diharapkan tak hanya berhenti pada partisipasi vaksinasi Covid-19. Baik dasar maupun lanjutan (booster). Masyarakat luas juga diminta untuk mengetatkan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes), selama masa mudik dan Hari Raya Idulfitri 2023.

READ  Bank Indonesia Menyakini Inflasi Tetap Terkendali

Urgensi pengetatan protokol kesehatan disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. “Bukan hanya booster tapi juga tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Tujuannya untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan virus SARS COV-2. Terlebih mereka yang sakit atau sedang merawat orang sakit. Pakai masker kalau sakit batuk pilek atau merawat orang sakit,” imbuh Nadia, pada Jumat (14/4/2023).

Hal senada disampaikan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Menurut dia, prokes sudah selayaknya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kondisi new normal yang lahir pascapandemi Covid-19.

“Penerapan protokol kesehatan harus menjadi kesadaran dan gaya hidup baru setiap orang. Personal hygiene atau family hygiene ini yang harus jadi perilaku baru. Ini jadi antisipasi supaya (virus) ini tidak menyebar. Virus corona terus bermutasi menciptakan subvarian-subvarian virus baru yang berpotensi menurunkan imun tubuh,” katanya, dikutip dari Kompas.com, Senin (17/4/2023).

Ditandaskan Dicky, protokol kesehatan yang paling sederhana yakni memakai masker di keramaian, utamanya ketika berada di ruang tertutup. Misalnya, ketika menghadiri acara buka bersama atau silaturahmi.

“Jika sedang tak enak badan, disarankan lebih banyak beristirahat, tidak memaksakan diri bertemu dengan orang lain, apalagi berada di keramaian. Jika terpaksa harus bepergian, masker harus selalu digunakan,” tuturnya.

Dicky juga menambahkan, sesampainya di kampung halaman, pemudik hendaknya mengusahakan agar tak terburu-buru melakukan kontak langsung dengan orang lain, apalagi orangtua. Bersihkan badan terlebih dahulu, sambung dia, demi memastikan diri tidak membawa virus yang bisa menular ke orang lain.

“Jangan langsung dipeluk cium (keluarga di kampung). Mandi dulu, bersih-bersih, terus lihat kondisi kita sehat atau enggak, pakai masker dari agak jauh dulu, sampai pastikan tidak ada apa-apa,” ujar Dicky. (indonesia.go.id)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*