Jakarta, legacynews.id – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Papua (PGGP) mengadakan Pelatihan Membangun Paradigma Inklusif (MPI): Papua Damai, Papua Sejahtera, di Ruang Sentani & Baliem Swiss-belhotel Jayapura, Papua (13-17/9).
Pelatihan diikuti 17 peserta dari Bala Keselamatan, PGI, PGLII, PGPI, dan Gereja Katolik. PGI mengutus peserta dari GPI Tanah Papua dan GKI Tanah Papua. Begitu juga PGPI yang antara lain mengutus peserta dari Gereja Pantekosta di Papua. PGLII mengutus peserta dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Terdapat juga utusan dari Gereja Baptis, STAKPN Sentani dan STT Levinus Rumaseb.
Menurut Ketua Panitia yang juga Ketua III PP PGLII Pdt. Deddy Andi Madong, SH., MA., MPI adalah sarana dan upaya untuk mengembangkan paradigma inklusif yang memungkinkan gereja saling memahami, saling bekerjasama sehingga tercipta harmoni dan persaudaraan yang rukun untuk Papua Damai dan Sejahtera.
Sedangkan Faith and Development Manager WVI Dr. Anil Dawan M.Th., mengatakan kata “inklusif” merupakan barang langka diperoleh dan sulit diwujudkan. “Kita ada di sekitar kehidupan yang tersekat-sekat oleh suku, agama, ras dan antar golongan. Eksklusifitas merebak dimana-mana. Segregasi sosial terjadi di banyak lapisan masyarakat.
Di kalangan kekristenan sendiri, berbagai macam denominasi kadang memiliki penekanan teologinya sendiri-sendiri. Realitas antar gereja juga kadang bukan berpadu, bersatu, namun masih saja saling “beradu” satu dengan lainnya.”
Pada Pelatihan, fasilitator mempersiapkan dan melatih Pelatihan MPI untuk memahami tanda-tanda Kerajaan Allah dan meneladani Yesus dalam berelasi dengan orang lain, serta bagaimana murid Yesus berelasi dengan sesamanya.
Selain menjadi pendasaran teologis dan kontekstual, refleksi yang dilakukan setiap hari mengingatkan akan panggilan bahwa Gereja sebagai agen Kerajaan Allah, seharusnya meneladani Yesus Kristus untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di tengah masyarakat dan dunia di mana gereja berada, khususnya di Tanah Papua.
Tiga tokoh Papua: Pastor John Djonga, Pdt. Lipiyus Biniluk dan Pdt. James Wambrauw menyampaikan refleksi-refleksi yang mengarahkan pada peran dan panggilan gereja untuk berorientasi pada manusia dan kesejahteraannya, dan bagaimana membumikan berita mimbar menjadi aksi konkret di tengah jemaat dan masyarakat.
Leave a Reply