Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: “Perbuatlah apa yang kaupandang baik; tinggallah sampai engkau menyapih dia; hanya, TUHAN kiranya menepati janji-Nya.”Jadi tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya.” 1 Samuel 1:23 (TB)
Ketika Hana, akhirnya, memeroleh anak, Samuel, ia menyusui Samuel dengan kasih sayangnya sampai selesai disapihnya. Menyusui memiliki banyak manfaat bagi seorang bayi, disamping asupan gizi, juga dekapan dan sentuhan kasih sayang bagi bayinya.
Namun banyak perempuan modern yang karena alasan ini dan itu, tidak menyusui bayinya, dan langsung memberi air susu kaleng. Hal ini dibenarkan jika ASI ibu bermasalah, jika tidak bermasalah ASI adalah yang terbaik.
Berapa banyak seorang Ibu tahu, jika bayinya tidak diberi ASI sampai masa menyapih, akan mengalami penyakit kulit lapar? (hungry skin). Artinya bayi mengalami krisis lapar kasih sayang yang akan muncul disaat anak mulai remaja hingga dewasa.
Sudah dianggap lazim ketika seorang wanita akan kelahirkan di sebuah rumah bersalin, deretan merk susu kaleng ditawarkan agar saat bayi lahir segera diberi susu kaleng.
Ibu modern tidak punya waktu untuk menyusui anaknya hingga disapih pada 2 tahunan. Bayi lebih banyak digendong pembantu dari pada ibunya sendiri.
Nah, penyakit kulit lapar tidak segera nampak.
Namun jelang anak remaja ia mulai merasa butuh dekapan dari orang tuanya.
Dan model anak yang mengalami penyakit kulit lapar, dalam beberapa kasus akan suka dengan pria yang jauh lebih tua darinya. Yang perlu kasih sayang.
Karena itu, wanita Kristen wajib dibekali pengetahuan agar bertanggung jawab memberi ASI pada bayinya hinga dua tahun.
Dengan demikian ia menyiapkan anaknya kelak menjadi anak yang tidak kehilangan sentuhan dan dekapan dari kedua orang tuanya dan siap menjadikan anaknya sebagai penyampai pesan Allah, seperti Samuel, nabi besar Israel.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply