

Jakarta, legacynews.id – Dalam Pemberkatan Pernikahan ada sebuah janji suci dan komitmen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk tetap bersama seumur hidup. Janji di hadapan Allah Bapa, tidak sekedar kepada pejabat gereja maupun hadirin yang menjadi saksi hidup. Di dalam pernikahan, komunikasi yang baik dan empati satu sama lain menjadi kunci penting dalam menjaga hubungan yang sehat dan mesra. Sebagai Laki-laki yang berkomitmen dalam pernikahan, dapat memperkaya komunikasi dengan isteri dengan menjadi suami yang empati.
Firman Tuhan selalu menjadi pedoman bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, mengajarkan tentang pentingnya untuk pasangan suami dan isteri memperkaya komunikasi. Kitab Suci menyatakan, “ Dan kalian juga, suami-suami, hendaklah hidup dengan penuh pengertian terhadap istrimu, dan dengan kesadaran bahwa mereka adalah kaum yang lemah. Perlakukanlah mereka dengan hormat, sebab mereka bersama-sama dengan kalian, akan menerima anugerah hidup yang sejati dari Allah. Lakukanlah ini, supaya tidak ada yang menghalangi doamu.” (1 Petrus 3:7 BIS). Hal ini menunjukkan bahwa suami harus memperlakukan isteri dengan hormat dan memberikan penghargaan yang layak dan sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Selain itu, firman Tuhan juga membimbing laki-laki tentang prinsip-prinsip bagaimana dapat menjadi pria yang empati. “Hendaklah Saudara rendah hati dan lemah lembut. Bersabarlah seorang terhadap yang lain serta tenggang-menenggang dengan kasih.” (Efesus 4:2 FAYH). Ayat ini memerintahkan para suami untuk bersikap sabar dan lembut dalam segala hal, termasuk dalam hubungan dengan isteri.
Sebagai Laki-laki yang empati, harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan memahami isteri. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah yang mengatakan, “Saudara sekalian yang saya kasihi, sekali-kali janganlah lupa bahwa lebih baik kita banyak mendengar, sedikit berbicara, dan tidak pemarah.” (Yakobus 1:19 FAHY). Saat berbicara dengan isteri, suami harus memastikan bahwa telah mendengarkan dengan benar dan memahami apa yang isteri katakan, Tidak hanya menunggu giliran untuk berbicara.
Selain itu, firman Allah juga mengajarkan pentingnya menjadi Suami yang peka terhadap perasaan dan kebutuhan isteri. “Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri.” (Filipi 2:4 BIS). Suami harus memperhatikan kebutuhan isteri dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bahkan saat itu memerlukan pengorbanan dari diri sendiri.
Dalam segala hal, Tuhan Yesus Kristus menjadi teladan bagi pasangan suami dan isteri. Dia selalu menunjukkan kasih karunia dan kepedulian kepada siapa saja yang membutuhkan, termasuk dalam hubungan-Nya dengan kita. Sebagai Laki-laki yang empati, harus menjiwai teladan kasih karunia Kristus dalam keseharian dan hubungan rumah tangga.
Memperkaya komunikasi dalam pernikahan melalui peran Laki-laki yang empatik dapat membantu untuk menjaga hubungan yang sehat dan mesra dengan isteri. Kitab Suci memberikan prinsip-prinsip tentang bagaimana Suami dapat menjadi pria yang empatik termasuk menjadi suami yang lemah lembut, sabar, mendengarkan, memperhatikan kepentingan orang lain dan mencontohi kasih karunia Kristus. Dengan menjadi Laki-laki yang empatik, dapat membangun hubungan pernikahan yang kuat, berbahagia dan langgeng.
Pro Ecclesia Et Patria
Antonius Natan
Leave a Reply