Tatkala Ayah Terpuruk Siapa yang Wajib Sebagai Penolong?

/script>

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2:18 TB

Jakarta, legacynews.id – Kondisi Global pada saat ini tidak baik-baik saja, perkembangan teknologi yang pesat, termasuk kemajuan AI dan robotik, telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Banyak individu, terutama para-ayah, menghadapi tantangan besar ketika tersingkir dan kehilangan pekerjaan akibat persaingan dengan teknologi dan generasi yang lebih muda, seperti Generasi Alpha. Kehilangan pekerjaan bukan hanya berdampak pada kondisi finansial keluarga, tetapi juga pada kesehatan mental dan emosional individu yang mengalaminya.

Penelitian menunjukkan bahwa kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan penurunan harga diri dan peningkatan stres pada pria. Sebuah studi oleh Paul & Moser (2009) dalam “Journal of Vocational Behavior” menemukan bahwa pengangguran berkorelasi dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, pria yang kehilangan pekerjaan sering kali merasa kehilangan identitas dan tujuan hidup, yang dapat menyebabkan perilaku pemarah dan konflik dalam rumah tangga.

Kehilangan pekerjaan juga dapat memicu masalah lain seperti penyalahgunaan alkohol atau substansi, yang digunakan sebagai pelarian dari kenyataan yang menyakitkan. Dalam permasalan keluarga, tekanan ini dapat mempengaruhi hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menciptakan lingkungan rumah yang tidak harmonis.

Tatkala Ayah Terpuruk Siapa yang Wajib Sebagai Penolong?

Dalam situasi sulit ini, peran istri sebagai penolong menjadi sangat penting. Alkitab mencatat dalam Kejadian 2:18 TB bahwa Tuhan menciptakan perempuan sebagai penolong bagi laki-laki. Ini bukan berarti perempuan lebih rendah, tetapi menunjukkan pentingnya peran pendukung yang dapat dimainkan istri dalam mendampingi suami melewati masa-masa sulit.

Istri dapat berkontribusi dengan mencari pekerjaan sesuai kemampuan, berjualan makanan, atau membuka usaha kecil seperti pemotongan rambut. Dengan demikian, istri tidak hanya mendampingi suami secara emosional, tetapi juga memberikan dukungan finansial dan moral, membantu keluarga melewati masa-masa sulit dengan lebih baik. Saat ini, wanita juga bisa memiliki jenjang karir di korporasi, sementara penghasilan ini akan membantu rumah tangga. Peran istri dalam mendukung keuangan keluarga sangat penting, karena dapat meningkatkan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

READ  Bukan Berapa Besar Pekerjaan Yang Dilakukan Tetapi ...

Efesus 5:22-33 menekankan pentingnya hubungan saling menghormati dan kasih antara suami dan istri. Dalam kondisi kehilangan pekerjaan, istri dapat berperan sebagai pendengar yang baik, memberikan dukungan emosional, dan membantu suami menemukan kembali harga dirinya. Istri juga dapat mendorong suami untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan, seperti konseling atau pelatihan keterampilan baru.

Anak-anak menjadi Korban Situasi

Kehilangan pekerjaan ayah juga berdampak pada anak-anak. Penelitian oleh Kalil & Ziol-Guest (2008) dalam “American Economic Review” menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga yang mengalami pengangguran cenderung mengalami masalah emosional dan akademis. Ketidakstabilan finansial dan emosional di rumah dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak, menyebabkan mereka merasa cemas atau tidak aman.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak-anak, menjelaskan situasi dengan cara yang sesuai usia, dan memastikan mereka merasa dicintai dan didukung.

Statistik dan Data Penelitian

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir, terutama di sektor-sektor yang terpengaruh oleh otomatisasi dan digitalisasi. Sebuah laporan dari McKinsey Global Institute (2017) memperkirakan bahwa hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia dapat digantikan oleh otomatisasi pada tahun 2030.

Dalam situasi ini, peran istri sebagai penolong menjadi semakin relevan. Sebuah studi oleh Pew Research Center (2013) menunjukkan bahwa pasangan yang saling mendukung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan lebih mampu menghadapi tantangan hidup.

Sebagai konselor Kristen, penting untuk mengingatkan pasangan bahwa setiap tantangan dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan dan iman. Kehilangan pekerjaan adalah ujian yang berat, tetapi dengan dukungan dan kasih sayang yang tulus, keluarga dapat melewati masa sulit ini bersama-sama. Istri sebagai penolong memiliki peran krusial dalam mendukung suami, sementara suami harus berusaha untuk tetap bijaksana dan menghormati istri sebagai ahli waris anugerah kehidupan. Dengan demikian, keluarga dapat membangun fondasi yang kuat berdasarkan kasih dan penghormatan timbal balik, seperti yang diajarkan dalam Alkitab.

READ  Gerakan Keluarga Maslahat Menekan Angka Perkawinan Anak

 

Pro Ecclesia Et Patria

Antonius Natan
Dosen | Ketua Pewarna Indonesia| Ketua Komisi Infokom PGLII

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*