

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,” Efesus 1:5 (TB)
Setiap orang akan bangga jika disebut sebagai anak dari seorang yang terkenal, apakah anak raja, anak pejabat, anak orang yang kaya raya, anak bangsawan, anak pengusaha.
Pernakah berpikir menjadi anak-anak Allah?
Dari perspektif kekristenan, hubungan orang percaya digambarkan seperti BAPA dengan anak-anak-Nya.
Setiap orang yang telah diselamatkan akan disebut sebagai anak-anak Allah, suatu status yang merujuk pada warisan hidup kekal di dalam Kristus.
Lebih dari itu, ketika menyadari bahwa dirinya telah ditentukan dari semula oleh Kristus menjadi anak-anak-Nya.
Status ini bukan untuk gagah-gagahan tetapi sebagai suatu jaminan yang tetap dalam pemeliharaan, gaya hidup yang sesuai atribut Bapa di sorga.
Bahagialah saat menyadari dirinya lebih dari anak apapun dalam dunia ini.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply