Tonggak Sejarah Pengembangan Kendaraan Listrik di Tanah Air

/script>

Penjualan mobil listrik masih kalah jauh dengan penjualan mobil konvensional. Selain harga yang mahal, adaptasi masyarakat juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Jakarta, legacynews.id – “Pemerintah akan selalu mendukung setiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga pengembangan industri hulunya, terutama industri baterai,” ujar Presiden Joko Wdodo, saat meluncurkan mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia dalam kunjungan kerjanya ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu, (16/3/2022).

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa pemerintah akan selalu mendukung setiap investasi kendaraan listrik di Indonesia. Kepala Negara juga berharap, peluncuran mobil tersebut menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan kendaraan listrik di tanah air.

Langkah kebijakan pemerintah untuk terus mendorong industri kendaraan listrik tak pernah luntur dan kendor. Di tengah harga BBM yang sedang tinggi-tingginya saat ini, kita baru merasakan betapa pentingnya kendaraan listrik tersebut.

Namun pertanyaan selanjutnya, apa masyarakat negara ini mampu membeli kendaraan listrik bila harganya masih tak terjangkau kantong masyarakat? Tak dipungkiri, daya beli masyarakat Indonesia merupakan salah satu hambatan dalam pengembangan industri mobil listrik tersebut. Bayangkan, harga mobil listrik masih berkisar Rp500 juta–Rp1 miliar. Di sisi lain, kemampuan daya beli masyarakat di angka Rp300 juta.

Dalam satu diskusi Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Jakarta, Rabu (20/4/2022), Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara memprediksi, populasi mobil listrik di Indonesia masih di bawah 1 persen.

Bila dibedah lebih jauh, pangsa pasar mobil listrik pada 2021 hanya 0,1 persen untuk battery electric vehicle (BEV), 0% untuk plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), dan 0,3 persen untuk hybrid.

“Jadi memang BEV ini belakangan muncul. Namun, jumlah BEV di tahun lalu baru 687 unit, sementara PHEV juga masih di bawah dua digit, hanya 46 unit,” ujarnya.

READ  Memperkuat Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*