Seorang tersangka pelaku bom bunuh diri dari kelompok pemberontak menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari selusin lainnya ketika ia menggunakan alat peledak untuk bunuh diri di pintu masuk sebuah restoran yang sibuk di mana Natal sedang dirayakan. di Republik Demokratik Kongo.
Setelah serangan Hari Natal di sebuah restoran bernama In Box di kota Beni di provinsi Ituri timur, kursi hijau terlihat berserakan di jalan, beberapa meleleh atau membara, dan empat mayat, termasuk seorang gadis kecil, sebagai gambar yang dibagikan di media sosial, menurut Reuters , yang mengatakan enam orang tewas dan 14 terluka, termasuk dua pejabat lokal.
“Saya sedang duduk di sana. Ada sebuah sepeda motor yang terparkir disana. Tiba-tiba sepeda motor lepas landas, lalu terdengar suara memekakkan telinga,” kata presenter radio lokal Nicolas Ekila kepada AFP .
“Pembom bunuh diri, dicegah oleh penjaga keamanan memasuki bar yang ramai, mengaktifkan bom di pintu masuk bar,” kata juru bicara gubernur daerah, Général Ekenge Sylvain, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan.
Sebuah agen mitra Kongo dari pengawas penganiayaan yang berbasis di AS International Christian Concern menyebut ledakan itu “aksi teror,” mengatakan kelompok pemberontak Islam Pasukan Demokrat Sekutu bisa berada di belakangnya.
Kelompok pemberontak yang mematikan telah menyerang orang-orang Kristen dan bentrok dengan tentara di provinsi Nord Kivu dan Ituri yang telah berada di bawah “keadaan pengepungan” sejak Mei. Militer yang secara efektif menguasai kedua provinsi tersebut masih belum mampu menghentikan serangan milisi bersenjata tersebut.
Uskup Anglikan Keuskupan Beni menggambarkan serangan Hari Natal sebagai “kegiatan pengecut yang dilakukan oleh pemberontak lemah yang ingin menjadikan pengikut iman mereka dengan paksa,” kata ICC .
“Baru-baru ini, serangan hanya terjadi … di desa-desa di mana tidak ada penjagaan keamanan yang cukup … tetapi sekarang sepertinya para teroris mencoba untuk membuat pernyataan bahwa mereka masih ada bahkan di kota-kota,” kata uskup itu seperti dikutip. “Mereka mengincar hotel karena mereka tahu banyak orang akan berkumpul di malam hari untuk merayakan Natal. Hari ini, gereja-gereja bertemu seperti biasa untuk memulai liburan Natal … tetapi sekarang segalanya telah berubah. Namun, kami tidak akan membiarkan rasa takut mengurangi sukacita Kristus di musim ini, dan kami akan berdiri dalam doa bersama keluarga mereka yang terbunuh hari ini.”
Leave a Reply