Kesenjangan digital tidak hanya terkait dengan penyediaan infrastruktur digital, melainkan juga layanan dan keamanan digital.
Jakarta, legacynews.id – Kesenjangan digital merupakan salah satu disrupsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dialami masyarakat global. Karena itu, isu tersebut menjadi prioritas agenda yang disasar dalam Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economic Working Group (DEWG), dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.
Kelompok Kerja Ekonomi Digital yang diampu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong tiga agenda prioritas dalam G20. Yakni, aktivitas dan pemulihan pasca-Covid-19, literasi dan keterampilan digital, dan aliran data lintas negara yang tepercaya (cross border data flow and data free flow with trust).
Sekretaris Jenderal Kominfo yang juga Chair DEWG G20, Mira Tayyiba, menjelaskan bahwa kesenjangan digital global akan terus melebar dihantam gelombang disrupsi teknologi, jika tidak segera dicarikan cara untuk mengatasinya. Tiga isu tersebut bertalian dengan realitas gap digital yang terjadi.
“Kesenjangan itu, yang akan kita address karena bila pemerintah melalui Kominfo dan Digital Economic Working Group secara global tidak meng-address isu itu, maka kesenjangan akan semakin lebar,” ujar Sekjen Kementerian Kominfo, saat menghadiri Sofa-Talk Series DEWG G20 bertajuk Konektivitas Digital dan Pemulihan Pascapandemi Covid-19 yang digelar Kementerian Kominfo secara virtual pada Jumat (11/2/2022).
Pada kesempatan itu, Mira Tayyiba menerangkan, kesenjangan digital itu tidak hanya terkait dengan penyediaan infrastruktur digital, melainkan juga layanan digital yang inklusif untuk kelompok rentan misalnya anak-anak serta memastikan keamanan ruang digital.
Selama pandemi, kalangan anak-anak menjadi kelompok yang paling banyak memakai teknologi digital untuk kegiatan belajar dan bermain mereka. Problemnya, kelompok usia sekolah itu aman rentan terpapar konten yang tidak layak bagi mereka. Kelompok rentan lainnya adalah para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kendati sudah banyak UMKM tumbuh dan berkembang di era pandemi karena memanfaatkan platform digital, ada sebagian UMKM masih memakai model bisnis konvensional. “Sekarang sudah banyak perusahaan berbasis digital misalnya over-the-top, bagaimana kita menciptakan fair playing field (zona bermain yang adil) antara pemain konvensional dengan pemain berbasis digital,” ujar Sekjen Kominfo.
Leave a Reply