LINGKUP PENYEBARAN INJIL ADALAH SEMUA SUKU BANGSA

/script>
RUANG LINGKUP PENYEBARAN INJIL ADALAH SEMUA SUKU BANGSA
“Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah… Dengan perantaraan-Nya kami menerima anugerah dan jabatan rasul demi nama-Nya untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus.” Romans 1:1, 5-6 (TB)
Paulus menyadari panggilannya sebagai Rasul adalah suatu anugerah Allah. Tujuan kerasulannya adalah untuk suku-suku bangsa. Namun bagi Paulus tujuan kerasulannya untuk suku-suku bangsa bukan melekat sebagai identitas dirinya, yaitu aku adalah “Rasul Bangsa-Bangsa.”
Tetapi karena ia membicarakan Injil itu adalah untuk semua suku bangsa. Ia mendefinisikan ruang lingkup penyebaran Injili adalah termasuk semua orang bukan Yahudi.
Dalam Roma 1 ini, ia menggambarkan bahwa orang-orang Kristen di Roma sebagian besar adalah orang bukan Yahudi, karena ia secara khusus menyebutkan mereka: “Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus.” (ay. 6).
Dalam ayat 16 Paulus menegaskan lagi bahwa “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” (1:16). Injil adalah untuk semua orang. Ruang lingkupnya bersifat universal melintasi perbedaan budaya.
Paulus sendiri adalah seorang Yahudi yang patriotik, yang mempertahankan kasihnya kepada bangsanya dan sangat merindukan keselamatan mereka (Rom. 9:1 dst.; 10:1). Tetapi pada saat yang sama, ia telah dipanggil untuk menjadi rasul bagi suku-suku bangsa lain. Dalam tiga perjalanan misinya, ia pergi kepada bangsa-bangsa non Yahudi untuk memberitakan Injil.
Kita juga, jika kita ingin berkomitmen pada misi dunia, harus dibebaskan dari semua kebanggaan ras, bangsa, suku, kelompok dan lain sebagainya, serta mengakui bahwa Injil Kristus adalah untuk semua orang, tanpa kecuali dan tanpa perbedaan. Kita harus mau “keluar” dari sangkar budaya sendiri dan bersedia menerima budaya dari suku-suku lain yang berbeda, demi Injil Yesus Kristus. Inilah DNA kaum Injili.
“Teruslah bersekutu dan memberitakan Injil !”

Pdt. Tommy Lengkong, MTh.

READ  Beda Murtadin Dengan Mualaf

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*