Mewanti Daerah Rentan Hadapi Bencana Hidrometeorologi

/script>

Hujan turun di sepanjang tahun di banyak wilayah di Indonesia. Tanpa jeda kemarau. Bencana hidrometeorologis mengancam. Tapi di NTT, ada daerah yang 205 hari tak ada hujan.

Jakarta, legacynews.id – Hampir tiada hari tanpa hujan. Cuaca basah itu terekam di sejumlah daerah Indonesia sejak awal Oktober 2022. Menjelang  pertengahan Oktober, curah hujan makin tinggi. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari pun mewanti-wanti, sejumlah daerah di wilayah kerjanya rentan menghadapi bencana hidrometeorologi.

Ada sejumlah kabupaten/kota, menurut Indra Gustari, yang telah menerapkan status siaga bencana, bahkan sejak  September lalu. Sebagian lagi, dengan risiko kebencanaan lebih rendah, menerapkan status waspada bencana.

“Untuk status siaga itu banyaknya di bagian barat dan selatan Jawa Barat. Seperti Bogor,  Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Pangandaran, juga Bandung,’’ ungkap  Indra Gustari, dalam keterangan persnya di Kantor Pemprov Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, Senin (10/10/2022).  “Level waspada ada di Sumedang dan sebagian pesisir utara Jabar,’’ Indra menambahkan.

Wilayah Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, hingga ke Kabupaten dan Kota Bogor, menurut Indra, di sepanjang 2022 diguyur curah hujan tinggi, dan tidak sempat ada jeda musim kemarau. “Kondisi ini berbeda dari dengan pesisir utara, yang curah hujannya rendah di 2022,” kata Indra pula.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengingatkan bahwa ancaman bencana hidrometeorologi ini berpotensi akan berlanjut sampai akhir 2022. Kejadiannya terekam di banyak lokasi di Indonesia. ‘’Cuaca ekstrem itu terjadi di mana-mana. Di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi, khususnya curah hujan sangat tinggi. Makanya, tolong waspada,” ujarnya, usai menghadiri rapat di Kantor DPRD Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/10/2022) siang.

READ  Dampak Lanjut Dari Kenaikan Suhu Akibat Gaya Hidup

Gubernur Ridwan Kamil menyerukan agar seluruh jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus meningkatkan kewaspadaan, agar bisa mengantisipasi kemungkinan bencana, hingga jatuhnya korban bisa dihindari. Peta kebencanaan di Jabar, kata Emil, cukup jelas. Jabar tengah ke utara potensi banjir tinggi. Kalau dari Jabar tengah ke selatan potensi longsor yang tinggi. “Oleh karena itu, BPBD dan perangkat-perangkat yang terkait kebencanaan sudah diperingatkan untuk siaga satu setiap hari,” tandas Emil.

Peristiwa banjir bandang, genangan akibat luapan air sungai dan tanah longsor, tidak terhindarkan. Korban jiwa jatuh, ribuan warga mengungsi. Kerugian harta benda serta kerusakan fasilitas umum seperti deret hitung. Di wilayah Bogor, September lalu, ada 48 bencana hidrometeorologis, hanya dalam satu minggu, di tempat yang berbeda. Bahkan, pada 28 Agustus 2022, terjadi  25 bencana hanya dalam satu hari di Kota Bogor.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*