Mulutmu Aku Harimaunya

/script>

 

“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” Amsal 12:18 

 

Perkataan seseorang lebih sakit dari pukulan, lebih tajam dari sebuah pedang. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (bdk. Ams 18:21). Sekalipun pekataan dapat diucapkan dalam ribuan bahasa, tetapi perkataan manusia sama saja, membangun, menjatuhkan dan omong kosong.

Perkataan manusia dapat digunakan untuk memuliakan Allah, meninggikan diri, merendahkan sesama atau menyanjung setan.

Saat ini, dengan adanya undang-undang ITE, perkataan itu baik vocal atau teks, tidak dapat digunakan, misalnya untuk menjelekkan, mencemarkan nama baik, bahkan hoax.

Namun yang selalu menarik, ketika dilaksanakan rapat, disitu kerap muncul perdebatan dengan kata-kata yang kadang tidak pantas.

Bukankah sering terjadi, bahkan berulang kali, ketika ada seseorang yang berkata benar atau seakan merendahkan kita, maka kita akan berubah menjadi harimaunya.

Jika kita suka mendamprat atau mencaci maki seseorang karena ia berbicara jujur, bukankah kita sedang menjadi harimaunya?

Begitu juga yang terjadi, ketika seorang istri atau anak mengatakan hal-hal benar yang mengoreksi, kita segera berubah menjadi harimau yang menghancurkan justru orang-orang yang mengasihi kita.

Berubahlah bukan dengan ancaman keharimauan kita, tetapi perkataan bijak yang membawa kesembuhan dan kehidupan.

Salam Injili

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-Lembaga Injili Indonesia

READ  MASIHKAH BERGANTUNG PADA ROH KUDUS?

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*