Penyebab Perceraian Pasangan Suami dan Isteri Kristiani

/script>

Jakarta, legacynews.id – Perceraian merupakan fenomena yang semakin umum terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai konselor, penting untuk memahami penyebab-penyebab perceraian berdasarkan penelitian ilmiah serta bagaimana perspektif Alkitab dapat memberikan panduan dalam mengatasi konflik dalam pernikahan.

Penyebab Perceraian Pasangan Suami dan Isteri Kristiani yakni:

  1. Komunikasi yang Buruk Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama perceraian. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Gottman Institute, pasangan yang tidak dapat berkomunikasi dengan efektif cenderung mengalami konflik yang tidak terselesaikan, yang dapat berujung pada perceraian.
  2. Masalah Keuangan Masalah keuangan sering kali menjadi sumber stres dalam pernikahan. Sebuah survei oleh American Psychological Association menemukan bahwa 31% pasangan menyebutkan uang sebagai sumber utama konflik dalam hubungan mereka.
  3. Perselingkuhan Perselingkuhan adalah salah satu alasan paling umum untuk perceraian. Data dari National Marriage Project menunjukkan bahwa perselingkuhan dapat menghancurkan kepercayaan dan menyebabkan keretakan yang sulit diperbaiki dalam pernikahan.
  4. Kurangnya Komitmen Studi dari University of Denver mengungkapkan bahwa kurangnya komitmen adalah alasan lain yang sering disebutkan oleh pasangan yang bercerai. Ketika salah satu atau kedua pasangan merasa tidak lagi berkomitmen, hubungan menjadi rentan terhadap perpecahan.
  5. Perbedaan Nilai dan Tujuan Hidup Perbedaan mendasar dalam nilai dan tujuan hidup juga dapat menyebabkan perceraian. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki pandangan hidup yang berbeda sering kali mengalami kesulitan dalam mencapai kesepakatan dalam keputusan penting.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, angka perceraian di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. salah satu penyebab utama dalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada tahun 2020, tercatat lebih dari 400.000 kasus perceraian. tahun 2024 relatif stabil dibanding 2020 dan tahun 2025 belum ada angka final, tetapi indikasi dari pemerintah dan media menunjukkan tren tetap tinggi, bahkan meningkat di beberapa wilayah. Angka ini menunjukkan pentingnya pemahaman dan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

READ  KESATUAN DENGAN KRISTUS: KESATUAN NYATA

Tidak Boleh Diceraikan Manusia

Dalam perspektif Alkitab, pernikahan adalah ikatan suci yang dipersatukan oleh Allah. Firman Tuhan dalam Matius 19:6 TB menyatakan, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga keutuhan pernikahan.

Pasangan yang menghadapi konflik dianjurkan untuk mencari solusi berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Efesus 4:32 mengajarkan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Ayat ini menekankan pentingnya saling mengampuni dan mengasihi dalam pernikahan.

Pasangan Suami dan Istri Lakukan Upaya Mengatasi Konflik dalam Pernikahan

  1. Konseling Pernikahan Konseling pernikahan dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu pasangan mengatasi konflik. Konselor dapat membantu pasangan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik dan menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.
  2. Membangun Komunikasi yang Sehat Pasangan perlu belajar untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Ini termasuk mendengarkan dengan empati dan mengungkapkan perasaan tanpa menyalahkan.
  3. Mengelola Keuangan Bersama Mengelola keuangan dengan bijak dan transparan dapat mengurangi stres dalam pernikahan. Pasangan harus bekerja sama untuk merencanakan anggaran dan menetapkan tujuan keuangan bersama.
  4. Memperkuat Komitmen Memperkuat komitmen terhadap pernikahan dapat dilakukan dengan mengingat kembali janji pernikahan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosional satu sama lain.
  5. Menghormati Perbedaan Menghormati perbedaan dan mencari kesamaan dalam nilai dan tujuan hidup dapat membantu pasangan mengatasi perbedaan yang ada.

Perceraian adalah masalah klasik yang rumit yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, dengan kerendahan hati, mengingat kembali cinta mula-mula dan tujuan menikah pada masa muda dengan upaya yang konsisten, pasangan dapat mengatasi konflik dan memperkuat hubungan mereka. Perspektif Alkitab memberikan panduan yang berharga dalam menjaga keutuhan pernikahan, menekankan pentingnya saling mengasihi, mengampuni, dan menghormati satu sama lain. Dengan bantuan Roh Kudus melalui konselor dan komitmen untuk menjalankan prinsip-prinsip Alkitab, pasangan dapat mengatasi tantangan dan membangun pernikahan yang langgeng.

READ  Aktor Kirk Cameron Merilis Buku Anak-Anak

 

Pro Ecclesia Et Patria

Antonius Natan
Dosen | Ketua Pewarna Indonesia| Ketua Komisi Infokom PGLII

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*