Dominasi Omicron di Indonesia mencapai 98 persen. Tiga persen kematian terjadi pada balita dan 49 persen pada lansia. Anak balita pun perlu dibiasakan dengan prokes.
Jakarta, legacynews.id – Terlepas sedang menanjak atau melandai, varian Omicron jangan diremehkan. Angka kejangkitan oleh virus itu kini terus bergejolak fluktuatif dengan kasus konfirmasi positif di sekitar 60.000 orang per hari. Di periode 1 Januari hingga 18 Februari 2022, hampir 827 ribu orang Indonesia terinfeksi. Sebagian telah sembuh, dan terbebas dari virus, tapi masih ada 490 ribu yang berstatus positif dan sekitar 30 ribu masih dirawat di rumah sakit. Korban jiwa 1.450 orang.
Mereka yang rentan adalah yang belum menjalani vaksinasi lengkap dua dosis. Yang paling rentan ialah kelompok lanjut usia yang belum divaksin lengkap. Data di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menunjukkan, kelompok yang meninggal selama serangan Omicron, sejak akhir Desember 2021, 68 persen belum divaksin atau divaksin lengkap dua dosis, 49 persen kaum lanjut usia (lansia), 44 persen dengan komorbid.
Dalam catatan Kemenkes, korban jiwa selama gelombang Omicron (sampai 13 Februari 2022) ialah 1.090 orang. ‘’Sebanyak tiga persen yang meninggal akibat Omicron ialah balita usia 0–5 tahun,’’ kata doker Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kemenkes, di Jakarta, Jumat (18/2/2022) sore, seperti dikutip Antara. Tiga persen itu setara dengan 33 anak balita.
Nadia Tarmizi, yang kini juga menjabat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan itu, mengatakan bahwa vaksinasi untuk balita saat ini belum dimungkinkan. “Sampai saat ini belum ada vaksin yang direkomendasikan (untuk balita),” katanya.
Oleh karena itulah, Nadia Tarmizi mengingatkan, demi melindungi balita dari ancaman penularan, anggota keluarga yang lain perlu segera menjalani vaksinasi lengkap, termasuk booster, jika sudah dimungkinkan. ‘’Maka, kami kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi,” katanya.
Anak-anak juga terancam penularan di tengah bergejolaknya gelombang Omicron saat ini. Menurut catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), per 31 Januari, terdapat 2.725 kasus konfirmasi positif Covid-19 di kalangan anak-anak dan naik menjadi 7.990 kasus pada 7 Februari 2022.
Jadi, penularan meningkat 200 persen. Dari data tersebut pun terkonfirmasi bahwa porsi anak-anak dalam populasi penderita infeksi Omicron di Indonesia sekitar 2,8 persen.
Leave a Reply