YESUS TIDAK LUPA UNTUK TURUN,
DI BAWAH ADA BANYAK MASALAH.
MENGAPA BANYAK PEMIMPIN SULIT TURUN?
Matius 17:14 (TB2) “Ketika mereka kembali kepada orang banyak itu, datanglah seseorang kepada Yesus dan berlutut di hadapan-Nya”
Ketika Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke Gunung Tabor, wajah Yesus berubah rupa dan bercahaya (Transfigurasi), para murid melihat Yesus berbicara dengan Nabi Musa dan Nabi Elia. Sontak Petrus beri reaksi dan berkata, “Tuhan betapa bahagianya ada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan tiga kemah di sini. Satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia!”
Namun reaksi Yesus berbeda, Ia menolak dibuatkan kemah agar dapat tetap nyaman di atas gunung, sebaliknya Yesus malah mengajak para murid segera turun dari gunung, karena banyak orang berbondong-bondong menunggu-Nya. Yesus tidak mau berlama-lama berada di atas gunung, meskipun situasi di atas gunung dianggap sangat bahagia menurut Petrus. Yesus tetap turun.
Pelajaran, banyak pemimpin gereja yang ketika ingin menduduki jabatan penting apakah di suatu Sinode Gereja atau Lembaga Kristen, berupaya keras agar bisa terpilih. Namun, berapa banyak pemimpin gereja yang setelah terpilih dan menduduki jabatan puncak, berada di takhta kemuliaan malah tidak mau turun untuk mengurusi hal-hal yang secara langsung dihadapi warganya. Bukan berita baru ketika ada pemimpin gereja yang berupaya terus memimpin, terus ingin berkuasa, dan mati-matian berjuang tidak mau turun.
Pemimpin selalu berganti-ganti! Setiap masa ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin ada masanya. Maka kalau sudah harus turun jangan ngeyel ingin terus bertahan. Tetapi pelayanan? Pelayanan tidak membutuhkan harus jadi pemimpin dulu, jika seseorang hidup di dalam Kristus, dipenuhi Roh Kudus dan firman-Nya, ia akan bergerak melayani kepada siapa pun yang membutuhkannya. Pemimpin, siapkah Anda turun?
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply