Presiden Joko Widodo menekankan tujuh hal yang dapat menjadi pegangan bersama untuk menghadapi gejolak akibat situasi ekonomi dan politik global.
Jakarta, legacynews.id – Pada 28 April 2022, Bappenas menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) pada 2022 secara daring dan luring. Musrenbangnas ini diselenggarakan dalam rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 dengan mengusung tema “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”. RKP 2023 merupakan rencana tahun keempat dalam konteks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Ketika membuka acara Musrenbangnas di Istana Negara, Jakarta, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Presiden menggambarkan bahwa dunia saat ini masih dihadapkan pada situasi ekonomi dan politik yang tidak mudah dan penuh dengan ketidakpastian. Ketika pandemi belum sepenuhnya berakhir, muncul gejolak lain yang menyebabkan inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan.
Inflasi paling tinggi terjadi di Turki, yang sudah melompat ke angka 61,1 persen, Amerika yang biasanya di bawah 1 persen sekarang sudah 8,5 persen. “Negara kita Alhamdulillah masih berada, terakhir, di angka 2,6 persen. Ini yang harus bersama-sama kita perbaiki, kita pertahankan,” kata Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong semua pihak untuk terus waspada dan mengambil langkah antisipatif. “Semua, kita harus memiliki sense of crisis. Jangan seperti biasanya, jangan business as usual. Hati-hati, sense of crisis harus ada di kita semuanya, sehingga kita harus ada perencanaan yang baik, harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengungkapkan, perekonomian Indonesia menunjukkan tren yang positif. Kinerja positif dari sisi perdagangan berlanjut dengan surplus neraca perdagangan yang menunjukkan angka yang terus membaik. Surplus perdagangan pada Februari di angka 3,82 miliar dan Maret di angka 4,5 miliar.
Pertumbuhan kredit di Februari 6,33, naik dari Januari 5,79. Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur pada Maret juga membaik di angka 51,3, dari sebelumnya pada Februari di 51,2. Indeks penjualan riil sudah di atas normal. Pada Maret 2022, berada di angka 14,5 persen. Indeks Keyakinan Konsumen juga sudah berada di atas normal.
“Saya kira, angka-angka seperti ini harus kita jaga. Momentum tren positif pertumbuhan ekonomi juga harus kita jaga. Sebagaimana tema RKP 2023, kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Leave a Reply