

Jakarta, legacynews.id – Ayah sebagai sumber memiliki peran penting dalam keluarga sebagai figur yang memberikan perlindungan, keteladanan, dan dukungan emosional. Namun, terkadang tuntutan karir dan tekanan hidup membuat Ayah sibuk dan kurang dapat berfungsi secara optimal dalam perannya sebagai kepala keluarga. Namun, melalui sesi konseling Kristen, akan terjadi perubahan signifikan pada peran Ayah dalam keluarga.
Konseling Kristen adalah proses bimbingan dan dukungan yang dilakukan oleh konselor yang berbasis pada keyakinan dan nilai-nilai Kristen. Dalam proses ini, konselor, memberikan saran dan panduan kepada Ayah untuk membantu mereka mengenali dan mengembangkan peran Ayah dalam keluarga. mengasihi isteri dan mendidik anak-anak. berikut petikan firman Tuhan:
Maleakhi 2:15 “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.”
Efesus 5:23 & 25 “Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”
Amsal 29:17 “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.”
Efesus 6:4 “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Berikut adalah beberapa saran yang diberikan oleh konselor kepada Ayah saat sesi konseling Kristen:
Menemukan Keseimbangan Antara Karir dan Keluarga: Konselor mendorong Ayah untuk mengevaluasi prioritas hidup mereka dan menemukan cara untuk menciptakan keseimbangan antara karir dan peran Ayah dalam keluarga. Perlu disusun strategi konkret untuk mengatur waktu dan mengutamakan waktu bersama keluarga. Diperlukan pengorbanan dan pilihan, mungkin tidak semua dapat diraih. Tetapi pilihan untuk condong kepada keluarga merupakan saran pertama.
Meningkatkan Komunikasi Keluarga: Konselor memberikan saran terhadap teknik komunikasi yang efektif kepada Ayah untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga. Hal ini termasuk mendengarkan aktif, berbicara dengan lembut, dan membuka diri untuk dialog yang jujur dan terbuka di antara anggota keluarga. Ayah perlu mengatur waktu untuk dapat bertemu muka dengan seluruh isi rumah.
Membangun Kualitas Hubungan dengan Pasangan: Berkeluarga adalah menjalin hubungan dan memiliki waktu untuk bersama. Ayah perlu memperkuat hubungan dengan pasangannya dengan bertemu, berkomunikasi dan mencurahkan isi hati. Ini melibatkan menanamkan nilai-nilai Kristen dalam hubungan mereka, menciptakan waktu berkualitas bersama, dan saling menghormati dan mendukung satu sama lain.
Mengembangkan Keterampilan Parenting: Menjadi seorang Ayah yang efektif dan bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak, meliputi pemahaman tentang pentingnya mengajar anak-anak mengenai nilai Kristen, memberikan aturan yang jelas, dan memberdayakan anak-anak untuk berkembang secara emosional dan spiritual. Waktu berharga di manfaatkan untuk saling bercerita, makan pagi, atau makan malam bersama anak dan istri. Relasi ini akan membantu anak untuk mengenal jatidirinya, menghantarnya menjadi pribadi percaya diri dan memiliki visi hidup.
Menumbuhkan Kerohanian Keluarga: Ayah mengembangkan kehidupan rohani keluarga yang lebih aktif. Membangun berdoa bersama, membaca dan mempelajari Kitab Suci, dan terlibat dalam kegiatan gereja yang mendukung pertumbuhan rohani keluarga. Ayah memperlihatkan tanggung jawab sebagai seorang suami yang takut akan Tuhan. Ayah memperlihatkan bagaimana menerapkan kasih dan pengampunan.
Ayah dapat mengalami perubahan positif dalam peran dan keterlibatan mereka dalam keluarga. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya peran seorang Ayah sebagai kepala keluarga menurut ajaran Kristiani, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ayah dapat memainkan peran penting dalam mengubah dan memaksimalkan peran mereka dalam memimpin keluarga, mendidik anak takut akan Tuhan. Harapannya tulisan ini dapat membantu Ayah dalam mengembangkan kualitas kepemimpinan keluarga Kristen dan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan menjadi berkat bagi lingkungan.
Antonius Natan
Leave a Reply