NATAL YANG SUNYI SENYAP

/script>

Lukas 2:8 (TB2)  Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Mengapa Yesus lahir di suatu padang yang sepi dan memilih waktu di malam hari? Mengapa Yesus tidak lahir di tengah kota Betlehem yang dipenuhi orang banyak dan waktunya siang hari, dimana kegiatan banyak orang sedang tinggi-tingginya. Jawaban yang telah diketahui, karena tidak ada tempat penginapan yang siap menerima kunjungan Yusuf dan Maria maka Yesus lahir jauh dari keramaian khalayak.

Mungkin bagi banyak orang Kristen masa kini, Natal harus dibuat ramai dan manusianya harus membludak. Tentu saja tidak salah, jika tujuannya untuk menggelar Masa Raya Natal Tahun 2024. Dunia harus heboh dan ramai dengan berbagai kegiatan Natal.

Namun, terkadang merayakan Natal yang sudah berkali-kali bahkan sesuai dengan usia diri hari ini, kerap kehilangan makna dan kesyahduannya. Cobalah menjalani Natal Sunyi Senyap tanpa keramaian manusia, sendiri dan hening … di saat itulah makna natal akan dihayati lagi.

Sesekali perlu juga keluar dari keramaian pesta natal yang kerap kehilangan momen malam yang kudus dan sunyi, beralih pada natal untuk diri dan keluarga sendiri. Cobalah berdiam diri dalam penghayatan ketimbang terus menerus bicara,  masuklah pada kesunyian yang senyap untuk bersama dengan Yesus yang saat ini TUHAN dan Penyelamat kita.

Salam Injili 

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

READ  Tidak Ada Seorangpun Yang Berjumpa Yesus Tetap Sama

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*