

Survei ini dilakukan oleh JustDating yang menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia sebagai negara yang memiliki kasus perselingkuhan tertinggi yaitu sebanyak 40%. Kasus perselingkuhan terjadi paling banyak pada rentang usia 30-39 tahun (32%), disusul 19-29 tahun (28%), dan 40-49 tahun (24%)
Jakarta, legacynews.id – Jatuh cinta atau tergoda sesaat terhadap penampilan, ada perasaan ketertarikan kepada lawan jenis, termasuk istri tetangga, bahkan suami tetangga adalah pengalaman manusiawi yang bisa saja terjadi, terutama dalam pergaulan sosial sehari-hari. Namun, dalam iman Kristen, adalah penting untuk mengatasi perasaan ini dengan bijaksana, agar tidak berdosa dan tetap menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Bagaimana mengatasinya?
Langkah pertama, Mengenali bahwa tergoda, tertarik adalah perasaan yang merupakan bagian dari pengalaman manusiawi. Setiap orang bisa mengalami tergoda dan tertarik, namun yang penting adalah bagaimana kita bereaksi terhadap perasaan tersebut. Jangan merasa berdosa hanya karena merasakan sesuatu yang merupakan respons alami. Namun, sebagai orang beriman harus menyadari bahwa bagaimana menanggapi perasaan ini yang akan menentukan langkah selanjutnya.
Langkah kedua, Sebagai seorang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, wajib mengingat janji nikah dan komitmen kepada Allah dan pasangan yang diucapkan di Altar dan di depan Pejabat Gereja. Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan serius. Dalam Ibrani 13:4 (FAYH) dikatakan, “Hormatilah pernikahan serta janji-janjinya dan hendaklah Saudara murni; sebab Allah pasti akan menghukum orang yang tidak bermoral atau yang berzinah.” Jadi fokuskan perhatian pada pasangan yang telah Tuhan tetapkan dan ingatlah alasan mengapa saling mencintai dan memutuskan pernikahan.
Langkah ketiga, Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kegalauan ini adalah dengan keluar dari situasi yang dapat memperburuk godaan. Jika sering bertemu atau berada dalam situasi yang membuat perasaan tertarik semakin menjadi-jadi, Harus dicoba untuk mengurangi frekuensi interaksi. Jaga jarak yang sehat agar perasaan tersebut tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius.
Langkah keempat, Dalam situasi yang genting, berdoa adalah langkah yang benar. Minta pertolongan kepada Tuhan agar diberikan hikmat, tuntunan, dan kekuatan untuk mengatasi kegalauan ini. Doa memberikan perspektif yang lebih baik tentang prioritas hidup dan tidak hanya membantu untuk menemukan ketenangan.
Langkah kelima, Perjuangan berikut adalah mengalihkan perhatian dengan terlibat dalam kegiatan yang positif dan produktif. Fokus pada pelayanan di gereja, atau komunitas sel dan bergabung dalam Gerakan Bapa Sepanjang Kehidupan. Keluarga dapat membantu mengalihkan pikiran dan energi dari perasaan negatif. Ini akan membantu untuk tetap terhubung dengan nilai-nilai keluarga dan iman Kristiani.
Langkah keenam, Berikan waktu untuk memperkuat hubungan dengan pasangan. Ciptakan momen-momen berkualitas bersama yang membuat lebih mesra dan mengingatkan manisnya cinta mula-mula. Hal ini dapat membantu memperdalam cinta dan komitmen, sehingga menghilangkan perasaan dan ketertarikan pada orang lain.
Komitmen dan setia terhadap Janji Nikah merupakan suatu yang harus diperjuangkan bersama suami dan isteri, godaan sangat besar terjadi dimana saja, maka keluarga perlu waspada. Mencintai dan tetap saling menyayangi merupakan tindakan nyata sehari-hari. Pasti Bisa!!!
Pro Ecclesia Et Patria
Leave a Reply