Seruan Forum Umat Kristiani Dalam Menghadapi Pemilu 2024

/script>

Jakarta, legacynews.id – Forum Umat Kristiani (FUKRI) menyampaikan 5 Pokok Seruan Dalam menghadapi Pemilu 14 Februari 2024 yang digelar di Gereja Baptis Kebayoran Baru, Jakarta, pada Senin Sore (05/02/2024). Seruan tersebut dihadiri oleh 8 Pimpinan Aras Gereja Nasional. Diantaranya adalah: KWI, PGI, PGLII, PGPI, PBI, GMHKI, Gereja Bala Keselamatan dan Gereja Ortodox Indonesia serta Jaringan Doa Nasional (JDN).

Tampak hadir dalam Konperensi Pers, adalah: Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Ketua Umum PGI), Pdt.Dr.Henriette Lebang Hutabarat (MPH PGI), Romo Heri Wibowo, Pr (Sekretaris Eksekutif KWI) (Pdt Tommy Lengkong (Sekum PGLII) Pdt. Rendy Chuang (Ketum PBI), Pdt Johnny Mardisantosa (Ketua Pelaksana PBI), Pdt Hano Palit (Sekum PGPI), Pdt David Vidyatama (Sekum PBI), Pdt. Aristarkus Tarigan (Fasnas JDN), Charles Yonan (Mentor JDN), Dr. Antonius Natan (Staf Ahli Ketum PGLII) dan sejumlah perwakilan dari Pemimpin Gereja Aras Nasional. Hadir juga Pdt. Agus Patrimo Gembala Gereja Baptis Indonesia Kebayoran Baru yang bertindak sebagai tuan rumah memperingati Hari Doa Sedunia. Sebagai host kegiatan ini Robby Repi, SH, M.Th (Wasekum PGLII) dan hadir diantara peserta Pnt Herry Pratomo (Sekum JDN).

Adapun kelima seruan tersebut adalah Pertama, Berdoalah untuk keberhasilan penyelenggaraan Pemilu. Mintalah hikmat dan tuntunan Allah untuk menggunakan hak pilih secara bebas dan bertanggung jawab demi kemajuan demokrasi dan kesejahteraan bangsa.

Kedua, Laksanakan pemilu yang bermartabat dan berintegritas dengan menjauh dari praktik korupsi, politik uang, politisasi identitas pemilih, manipulasi kekuasaan dan hukum, pelintiran kebencian dan penyebaran hoaks.

Ketiga, Lembaga Penyelenggara Pemilu dan segenap pihak yang terlibat, supaya sungguh-sungguh mengedepankan penegakan aturan dengan berani, murni, konsekwen dan konsisten supaya tercipta pemilu jujur, adil, bermartabat dan berintegritas.

READ  Gereja Ortodoks Yunani di Gaza Rusak Akibat Serangan Israel

Keempat, Bagi warga yang ikut dalam kontestasi politik nasional dan daerah, kedepankan kejujuran dan kehormatan dalam menggalang simpati dan dukungan suara rakyat dan jadilah saksi Kristus.

Kelima, mengajak semua komponen bangsa  untuk menjadikan Pemilu sebagai pesta demokrasi yang menjunjung perbedaan pilihan, namun tetap menjaga persaudaraan dan persatuan bangsa.

Pekan DOA Untuk Persatuan Umat Kristiani

Sebelumnya acara diawali dengan ibadah dan rangkaian pekan doa sedunia yang dilakukan secara bergiliran oleh perwakilan dari 8 Aras Gereja Nasional bersama JDN. Acara yang mengusung tema “Kasihilah Tuhan Allahmu..dan sesamamu seperti dirimu sendiri” (Lukas 10:27)  dilayani oleh Pdt. Rendy A Chuang selaku Ketum Persekutuan Baptis Indonesia. Menyerukan kepada umat Kristen untuk melakukan lima hal berikut dalam menyambut Pemilu:

  1. Doa: Umat Kristen dihimbau untuk mendoakan bangsa dan pemimpin negara, agar Pemilu berjalan dengan damai, adil, dan memberikan pemimpin yang bijaksana.
  2. Kebenaran: Umat Kristen diminta untuk mencari kebenaran dalam memilih calon pemimpin dengan mempelajari visi, misi, dan rekam jejak calon serta membandingkannya dengan prinsip-prinsip Alkitab.
  3. Partisipasi: Umat Kristen didorong untuk aktif berpartisipasi dalam Pemilu dengan menggunakan hak suara mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
  4. Tanggung Jawab: Umat Kristen diingatkan akan tanggung jawab mereka untuk memilih pemimpin yang berintegritas, memiliki nilai-nilai Kristen, dan mampu memimpin dengan kebijaksanaan.
  5. Persatuan: Umat Kristen diingatkan akan pentingnya mempertahankan persatuan dan kebersamaan dalam perbedaan pandangan politik, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kasih dan toleransi.

Terkait dengan pekan doa untuk persatuan umat Kristiani, Romo Heri (perwakilan dari KWI), menjelaskan, bahwa pekan doa sedunia merupakan kegiatan yang rutin, kerjasama dengan WCC dengan gereja-gereja sedunia terkait dengan kesatuan umat Kristiani. “Pekan doa ini dilakukan setiap seminggu sekali, mulai 18 Januari sampai 25 Januari 2024. Namun mengingat situasi kesibukan masing-masing, kita baru kita lakukan hari ini. Dalam pembuatan teks ekumene ini dibuat secara bergiliran oleh masing-masing gereja secara bergantian, baik KWI,  PGI, PGLII maupun aras gereja yang lain,” ujar Romo Heri.

READ  Orang Amerika Semakin Meninggalkan Pernikahan Gereja

Lanjut Romo Heri, dalam konteks Indonesia, Pekan Doa sedunia tidak hanya berbicara tentang global, tetapi bagaimana gereja tumbuh dan berkembang khususnya di Indonesia. “Maka seruan kepada segenap umat Kristiani dalam Pemilu 2024 ini merupakan relevansi dalam pekan doa sedunia dalam konteks bangsa-bangsa,” pungkasnya. (ANT)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*