Toleransi Yes! Tetapi Berita Injil Tetap Disampaikan!

/script>

“Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ” Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! ” Kisah Para Rasul 18:9 

Pertanyaan, apakah ada ketentuan dari Kristus bahwa dalam waktu tertentu tidak perlu beritakan Injil?

Apakah pada waktu orang Kristen bergaul, berkawan atau bertemu dengan mereka yang berbeda keyakinan? Saat itukah? Atau saat sedang bekerja dengan pekerja yang berbeda keyakinan? Saat itukah?

Jika ada orang Kristen yang berpendapat disaat-saat tertentu perlu juga diam, jangan sebut-sebut Injil, nama Tuhan Yesus, demi toleransi dan bersikaplah seakan sama dengan mereka yang berbeda dan semua akan baik-baik saja.

Benarkah begitu? Jadi, apakah berita Injil suatu perintah yang tergantung situasi? Pada sisi tertentu, dapat dimengerti bahwa pemberitaan Injil tidak berarti harus bicara selama 24 jam tiada henti.

Penginjilan selalu dipimpin oleh Roh Kudus.

Namun dalam perenungan kali ini, bukankah firman Allah mengatakan dan menegaskan bahwa Injil harus diberitakan meski ada rasa takut atau berpotensi menimbulkan masalah?

Jika penginjilan diartikan beritakan siapakah Yesus itu? Maka, kepada siapa pun yang belum menerima keselamatan haruslah mendengar Injil.

Apakah ia akan menerima atau marah hal itu bukan urusan si penginjil.

Jadi, toleransi perlu diterima namun bukan berarti karena kelak akan membuat situasi tidak nyaman, Injil malah dibungkam.

Jangan pernah tahan Injil jika Roh Kudus menghendaki orang Kristen beritakan Yesus itu Tuhan dan satu-satunya Juruselamat juga dalam konteks bertoleransi.

Salam Injili

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

READ  Tiga Langkah Memberitakan Injil Dalam Hidup Sehari-Hari

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*