

“Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah. Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya : “Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.” 2 Tawarikh 15:1-2
Azarya bin Oded, nabi di kerajaan Yehuda dihinggapi Roh Allah, dan ia menemui raja Yehuda, Asa, serta menyampaikan suara nabi, jika Yehuda dan Benyamin setia kepada Allah, maka Allah akan setia, bila tidak akan Allah biarkan.
Dan Raja Asa mendengar suara kenabian dari Azarya bin Oded, lalu Tuhan memberi keamanan di negeri itu selama 35 tahun.
Apakah peristiwa nabi Azarya yang menemui raja hanya satu kali dalam sejarah? Tidak, nabi-nabi lain bahkan Yohanes Pembaptis bicara dengan tegas dengan suara kenabian.
Yang perlu direnungkan adalah, apakah di zaman ini, pemimpin-pemimpin Kristen yang dipenuhi Roh Kudus suka bicara kepada Raja, Penguasa, Pemerintah dengan suara kenabian, agar negeri menjadi baik?
Bukan sebaliknya, jika bertemu raja mulut sudah tidak mampu menyampaikan pesan kenabian yang bicara atas nama Kristus.
Setiap orang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus ia memiliki kuasa dan menjadi saksi Kristus beritakan Injil, tetapi juga berani bicara atas nama Allah jika raja tidak lagi berjalan sesuai kebenaran Allah.
Pikirkan, tidak mungkin Azarya bicara kepada Raja Asa justru dengan bungkuk-bungkuk dan memuji raja sementara pesan Allah dibungkam.
Raja juga perlu dengar suara Kristus dari setiap orang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply