“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” Matius 5:36
Khotbah Tuhan Yesus di bukit adalah ajaran membangun hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Salah satu yang Tuhan Yesus kehendaki, setiap pengikut-Nya harus hidup tanpa kepura-puraan atau takut karena alasan tertentu, sehingga setiap kali ingin berkata “tidak” yang diucapkan adalah “ya”. Ini adalah prinsip sikap yang Tuhan Yesus ajarkan kepada siapa saja, jujur dan berani!. Jika orang percaya tidak berani berkata “tidak” ketika ia digoda dosa atau bertentangan dengan hati nurani, bahkan kebenaran, namun malah mengiyakan, maka ia telah dijerat oleh si jahat.
Saat ini orang percaya berada di era disrupsi, di masyarakat yang penuh dusta, merendahkan Allah, korup, suka berbohong, penuh kebencian, mencuri, membunuh, menghina, dan lain sebagainya. Adalah tugas setiap orang percaya untuk beritakan Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.
Suatu bangsa yang berjalan dalam kegelapan tidak cukup hanya diatur dengan undang-undang atau beribu-ribu nasehat, tetapi dengan Injil. Injil lah yang merubah hidup manusia dari kegelapan kepada terang, dari kenajisan kepada kekudusan. Injil yang wajib disuarakan di mana saja dan kapan saja di setiap waktu.
Siapakah masyarakat yang berjalan dalam kegelapan itu? Apakah yang belum beragama, atau yang disebut penjahat kambuhan? Tidak! Siapa pun dia, apakah pejabat pemerintah, anggota dewan, politikus, budayawan, agamawan, seniman, nara didik, militer, polisi, pelajar, mahasiswa dan lain-lain, jika hidup tanpa Yesus sesungguhnya berada di jalan kegelapan.
Setiap orang percaya, meyakini hal yang benar dan di dalam kebenaran, harus berani mengatakan secara terbuka. Ya, beritakan Injil kepada siapa pun yang berbeda, yang memerintah, yang berkuasa, yang berlaku timpang harus disertai dengan keberanian. Mengungkap hal yang benar harus diartikan agar mereka sedang sedang berjalan menuju kepada kebinasaan dapat diselamatkan! Inilah khotbah Yesus di bukit.
Jika mau ungkap kebenaran Injil kepada kawan yang berbeda, orang berkuasa tapi sangat takut nanti tersinggung, hubungan jadi kurang baik, meresahkan, menodai agama, sebenarnya sih sedang sangat takut, ya jangan bicara.
Jika apa yang dikatakan mereka yang berbeda selalu diiyakan, selalu disetujui. Contoh, semua keyakinan jalannya menuju surga, lalu dikatakan ya, Yesus bukan Tuhan tapi nabi, bilang setuju, kesempatan ada dimanapun jawab ya, maka yang jahat itu sudah bersamanya, seperti sohib yang tak terpisahkan. Walah…
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply