

Jakarta, legacynews.id – Memasuki tahun 2023, Indonesia dihebohkan lagi dengan pemberitaan gereja ditutup dan tidak boleh beribadah menurut agama Kristen. Dari Januari hingga September 2023 ini, ada kurang lebih 32 kasus pengusikan rumah ibadah telah terjadi di Indonesia menurut Lembaga Riset Setara Institut.
Pada Bulan Oktober ini kita diusik tentang pemberitaan yang menimpa Ketua KPK. Apakah benar atau tidak, tentunya harus diuji oleh pihak penegak hukum. Di akhir tahun menjelang kontestasi Pemilu bulan Februari 2024, mengingatkan lagi masa perjuangan kemerdekaan, cita-cita mendirikan Republik Indonesia terwujud. Berikut petikan Mukadimah UUD’45
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
Sangat jelas tersirat membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju negara yang adil dan makmur. Bebas beribadah dan mengamalkan ajaran Kitab Suci masing-masing agama.
Dalam perspektif iman Kristiani bahwa pembangunan adalah hak sekaligus kewajiban penduduk khususnya bagi orang yang percaya Tuhan Yesus Kristus. Dan otoritas itu termaktub dalam Matius 28: 18 berbunyi: Yesus mendekati mereka dan berkata, ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi”. Ayat ini sering disebut “SK 28” (Surat Keputusan 28). Ayat ini mengandung kebenaran yang hakiki bahwa Yesus Kristus telah diberikan mandat atas jagat raya. Dan ayat ini tidak lepas dari hukum kasih yang menjadi perintah utama. Kita juga mendapat SK (Surat Kuasa) untuk mengajarkan bangsa-bangsa tentang hukum kasih tersebut.
Teks di atas antara lain ditujukan kepada anak-anak Tuhan yang duduk di legislatif, yudikatif maupun eksekutif dan pelaku dunia usaha serta siapa saja yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Gereja yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya harus menyuarakan kebenaran dan berani bertindak melawan sistem dan budaya korupsi. Memperhatikan keadaan moral anak bangsa sudah semakin memprihatinkan. Kondisi ini jelas terekam di media cetak dan televisi bahwa sistem dan budaya “korupsi ” telah menjadi model bagi oknum di legislatif, yudikatif dan eksekutif.
Penyertaan Tuhan atas bangsa Indonesia
Apakah mereka semua bukan orang beragama? Adakah di dalamnya orang Kristen yang disebut anak-anak Tuhan? Kalau ada kenapa ikut menjadi pencuri? Memangnya tidak diajarkan di dalam gereja mencuri itu dosa? Sekarang saatnya bangkit berjuang keluar dan jangan berbuat dosa lagi. Beranilah bertindak benar karena janji Tuhan dalam Matius 25:20 … “… dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”. Ada janji Tuhan bagi pejuang kebenaran.
Hukum kasih mengajarkan pendamaian. Mari kita berdamai dengan keadaan dan bertobat agar bangsa kita dipulihkan dari cengkeraman dosa korupsi, terikat dengan mammon, lapar terhadap kekuasaan dan haus terhadap kekayaan. Kita merdekakan negeri yang sudah terbelenggu dengan korupsi.
Orang Kristen harus menjadi motor pertobatan, gereja bersuara sebagaimana gembala mencari domba yang sesat. Jangan biarkan Kekristenan menodai bangsa ini. Martabat bukan berasal dari kekuasaan dan kekayaan, martabat terjadi karena takut akan Tuhan. Gereja menjadi motor penggerak pembebasan Indonesia dari korupsi.
Apa sebenarnya urusan gereja terhadap masalah bangsa?
Bukankah gereja dan anak-anak Tuhan hanya perlu mengatur ibadah dan liturgi saja? Dalam Alkitab hubungan gereja dan pemerintah memiliki kaitan yang sangat erat. Sebagai salah satu contoh adalah peranan Daud sebagai raja dan peranan Daud sebagai imam bersama para panglima mengatur ibadah, (lihat 1 Tawarikh 25:1). Daud mengandalkan Tuhan dalam kepemimpinannya. Oleh karena itu penyertaan Tuhan dapat terlihat adalah kemenangan demi kemenangan dapat diraih oleh Daud.
Berbagai contoh, Alkitab menyatakan peranan Anak-anak Tuhan menentukan suatu bangsa, mulai dari Musa, Yusuf, Gideon, Nehemia, Ezra hingga Ester. Pertolongan Tuhan berlaku atas bangsa-bangsa maka pemulihan dan pembangunan negeri menjadi lebih maju. Kegagalan suatu negara maupun bangsa terhindar, transformasi terjadi di mana ada orang yang takut akan Tuhan. Keberadaan orang yang takut akan Tuhan mengubah sejarah bangsa bahkan mengubah wajah dunia. Maka bangsa yang menghalangi Umat beribadah tentunya akan mendatangkan murka Tuhan. Untuk itulah Orang percaya kepada Tuhan Yesus perlu lebih banyak berdoa, bersabar, Tuhan Yesus pasti akan menolong.
Perilaku penguasa merugikan bangsa
Pemerintahan yang ada saat ini diangkat dan ditinggikan atas seizin Tuhan. Pemerintah dalam sumpah/ janji jabatan mengabdi kepada kepentingan rakyat, dalam proses pengabdian ini diperlukan kekuatan dan otoritas Ilahi agar dalam pelaksanaannya bertindak benar dan adil. Tetapi saat ini masyarakat banyak belum sepenuhnya merasakan kebenaran dan keadilan. Sebagaimana fakta di atas bahwa gereja ditutup, ibadah dilarang. Seharusnya pemerintah mengambil peran yang adil dan bijak.
Gaya hidup hedonis menjadi budaya akan berujung kepada merosotnya akhlak. Rakyat dan mahasiswa sudah bosan dengan janji-janji penegak hukum yang akan memberantas koruptor dan mafia anggaran karena terlihat tebang pilih. Dengan sendirinya masyarakat menjadi bingung karena ada yang melakukan penyuapan tidak terbukti dan tidak pernah ada pelakunya, tetapi yang disuap ada buktinya dan dapat dipenjara.
Mari perhatian suatu teladan yang dapat dipetik dari tanah rencong, Aceh seperti kata Sultan Iskandar Muda, ”Mati anak ada makamnya, tetapi jika hukum yang mati, hendak ke mana akan dicari?” Ini adalah jawaban Sultan saat ditanya kenapa beliau begitu tega memberlakukan rajam hingga mati kepada anaknya sendiri (Putera mahkota) yang berbuat zina.
Saat ini apakah hukum kita sudah mati? Kalau hukum sudah mati tentu tidak bisa dicari kebenaran dan keadilan. Rakyat harus mencari kebenaran dan keadaan kepada siapa? Kalau hukum sudah mati berarti penguasa itulah sebagai hukum. Kalau penguasa dibutakan karena kekuasaan dan kekayaan, maka rakyat harus mencari penggantinya dan perlu dipastikan bukan revolusi berdarah sebagai jawabannya. Jawabannya adalah bahwa kita perlu mengadakan pertobatan nasional dan melakukan rekonsiliasi dan rekonstruksi.
Kenyataannya saat ini ada gubernur, walikota atau bupati yang lemah, sebagian politik di Indonesia saat ini dijalankan oleh penguasa bukan pemimpin. Kepemimpinan dengan ciri jujur, cerdas, adil dan amanah sukar muncul dalam politik dagang sapi. Tawar menawar antar-elit, ketokohan yang mengandalkan “darah biru”, lewat politik pencitraan dan nepotisme.
Kepemimpinan yang berkualitas adalah kepemimpinan yang mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang dan memajukan bangsa. Kepemimpinan seperti ini masih menjadi mimpi. Karena kualitas sebagian politisi yang jauh dari etos kenegarawanan. Kita melihat kepemimpinan berbagai presiden yang harus mendapat sokongan kekuatan yang majemuk. Agar nyaman memerintah negara. Rakyat memperhatikan kenegarawanan Presiden Joko Widodo yang menjadi simbol pemimpin sederhana dan sungguh-sungguh mengabdi kepada rakyat.
Jawabnya jelas dalam politik kekuasaan, hal yang terpenting adalah menjaga sokongan kekuatan yang majemuk, sehingga sebagian penguasa mustahil bersikap tegas. Kalau demikian akan dapat diramalkan bahwa tindakan hukum yang sesuai dan membuat efek jera bagi penjarah uang rakyat semakin tidak jelas, ditambah lagi dengan menggoyang KPK, kegaduhan dalam lembaga anti rasuha dibuat melemahkan kemampuannya. Kondisi ini sangat menyedihkan. Presiden bersama Menko Polhukam dan jajaran penegak hukum, kembali ditunggu menjadi panglima dalam menegakkan keadilan.
Indonesia bangsa beradab dan bermartabat
Perlu disadari bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, beradab dan bermartabat tidak sekadar jumlah dan luasnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki peradaban yang besar. Seorang geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil melakukan penelitian selama 30 tahun. Namanya Prof Arysio Santos. Dia meneliti benua Atlantis bahwa Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan dari India bagian selatan, Sri Lanka, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Paparan Sunda, berdasarkan cerita Plato.
Atlantis merupakan negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu dan menjadi pusat peradaban dunia dari budaya, kekayaan alam, ilmu/ teknologi, bahasa dll. Memiliki kekayaan alam dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju. Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu peradaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia, teori yang mengatakan barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.
Sejarah Indonesia yang dikenal dari kerajaan Majapahit dengan bukti-bukti nyata seperti keberadaan candi-candi dan kebudayaan yang terus abadi. Membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang beradab dan bermartabat. Indonesia kini menjadi negara ke-4 terbesar didunia dari segi jumlah penduduk. Kita terus bergerak menuju Indonesia yang kuat, maju dan besar dalam penguasaan teknologi, industri dan ekonomi keuangan bersama negara Tiongkok, Amerika Serikat.
Mari berjuang, membangun Indonesia dalam peranan dan fungsi masing-masing. Mari selamatkan Indonesia yang tersesat berbalik dari jalannya menuju jalan yang benar. Kebenaran dan keadilan adalah milik rakyat. Takut akan Tuhan adalah awal pemulihan. kita laksanakan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Indonesia
Pro Ecclesia Et Patria
Antonius Natan
Leave a Reply